TAMBANG, JAKARTA. PERUSAHAAN tambang raksasa dari Amerika Serikat, Freeport-McMoRan Inc setuju untuk menjual sebagian besar kepemilikannya di tambang tembaga Tenke Fungureme, yang terletak di Republik Demokratik Kongo, ke China Molybdenum Co. Ltd (CMOC), dengan harga $2,65 miliar, sekitar Rp 35,49 triliun untuk kurs saat ini, dibayar tunai. Dengan penjualan ini, Freeport telah melego sebanyak $4 miliar asetnya, hanya untuk tahun 2016 ini.
Penjualan aset ini akan digunakan untuk mengurangi beban utang Freeport yang menggunung. Bagi China Molybdenum, transaksi ini mengorbitkannya menjadi pemain penting dalam pasar tembaga dunia.
Penjualan ini menunjukkan tembaga masih menjadi logam penting di masa mendatang. Pada pekan lalu, Rio Tinto mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Mongolia untuk mulai ekspansi tambang tembaga bawah tanah, Oyu Tolgoi. Nilai ekspansinya US$ 5,3 miliar.
Meski harga tembaga selama tujuh tahun ini cenderung turun, ekspansi dan akuisisi ini menunjukkan investor masih percaya bahwa harga tembaga akan segera membaik. Beberapa tahun terakhir ini memang terjadi kelebihan pasokan tembaga, akibat melemahnya perekonomian, terutama di Cina.
Freeport, sebagaimana perusahaan tambang besar lainnya, menjual aset untuk memangkas hutang. Di pihak lain Cina terus-menerus membutuhkan pasokan komoditi, untuk mencukupi kebutuhan industrinya.
Akuisisi tambang di Kongo ini membuat nilai merger dan akuisisi terhadap perusahaan di luar negeri oleh perusahaan Cina menembus angka US$ 100 miliar, pada 2016. Tahun lalu, angkanya bertengger di US$ 104 miliar.
Setelah pengumuman akuisisi itu, harga saham Freeport turun 8%, menjadi $10,80, di Bursa New York.
Freeport saat ini memiliki hutang hampir $21 miliar. Setelah menjual asetnya senilai $4 miliar, tahun ini, perusahaan yang berpusat di Phoenix, Arizona ini harus menjual $3 miliar lagi, untuk menjaga hutangnya terkendali.
Februari lalu Freeport menjual 13% sahamnya di tambang tembaga Morenci, di Arizona, ke Sumitomo Metal Mining, dengan harga $ 1 miliar.
Tenke Fungureme, terletak di wilayah selatan Kongo, dikenal sebagai salah satu tambang dengan deposit tembaga terbesar di dunia. Kawasan selatan Kongo memang tenar akan tembaganya. Tenke Fungureme berproduksi sejak 2009. Freeport memiliki 56% saham di Tenke. Gecamines, BUMN tambang dari Kongo, memiliki 20%. Sebanyak 24% saham sisanya dimiliki perusahaan tambang Lundin Mining, dari Toronto, Kanada.
Adapun China Molybdenum merupakan salah satu produsen molybdenum terbesar di Cina. Bulan lalu, China Moly setuju untuk membayar tambang niobium dan fosfat di Brazil milik Anglo America Plc, dengan harga $1,5 miliar. China Moly menyiapkan dana $4 miliar untuk berbagai akuisisi.
Freeport menyatakan, pihaknya akan menerima ekstra $60 juta dari China Moly, bila harga rata-rata tembaga dalam setahun melebihi $3,50 per pound, dan ekstra $60 juta jika harga rata-rata kobalt melewati $20 per pound, antara 2018-2019.