Jakarta, TAMBANG – beberapa waktu lalu Vice President (VP) Director PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), Adriansyah Chaniago dan tim melakukan peninjauan ke lokasi mega proyek pembangunan pabrik nikel di Blok Bahodopi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kehadiran Adriansyah dan rombongan adalah untuk menegaskan bahwa perseroan memiliki komitmen dan keseriusan untuk mempercepat proses pembangunan di dua lokasi tersebut.
“Kehadiran saya di Blok Bahodopi untuk menegaskan jika perusahaan sangat serius mengembangkan usahanya disini. Blok Bahodopi merupakan cikal bakal pengembangan pengolahan pabrik bahan baku baterai, dan tentu butuh kesiapan matang sebelum nantinya mulai dijalankan pengerjana infrastukturnya,” ujar Adriansyah dalam keterangannya, Senin (6/6).
Pada kesempatan itu, Adriansyah juga melakukan sharing session bersama seluruh tim Blok Bahodopi, mulai dari tim proyek hingga external relation untuk mengetahui seperti apa tantangan yang dihadapi.
“Semangat tim Vale di Blok Bahodopi dalam mengawal proyek ini begitu besar, tentunya itu harus terus didukung dengan seluruh pihak termasuk stakeholder yang banyak memberikan supportnya,” katanya.
Di Blok Bahodopi tersebut, PT Vale berencana mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen Kontrak Karya, untuk merealisasikan proyek pembangunan pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
PT Vale bersama dua mitra kerja, yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai) telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerjasama proyek (PCFA) untuk fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Juni 2021.
Fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
Proyek Blok Bahodopi meliputi Kontrak Karya PT Vale seluas 16,395 hektar di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Proyek Blok Bahodopi ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pembangunan pabrik pengolahan atau smelter yang akan dilakukan oleh perusahan patungan yang dibentuk oleh PT Vale, Tisco dan Xinhai.
Saat ini, studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman, layak secara ekonomis dan memastikan ketersediaan pasokan material bijih nikel ke pabrik pengolahan.
Tahapan studi lanjutan juga sedang dijalankan oleh partner dan PT Vale untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel beserta fasilitas pendukungnya di Sambalagi, Kabupaten Morowali.
Material bijih dari area penambangan di Bahodopi Blok 2 dan 3 akan diangkut menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi. Proses pengurusan ijin lingkungan dan ijin-ijin lainnya saat ini sedang dilakukan.
Sementara di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, PT Vale mengelola area Kontrak Karya (KK) sebesar 20.286 hektar. Proyek tersebut terdiri dari dua, yakni proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pabrik pengolahan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh Sumitomo Metal Mining, Co. Ltd (SMM) dan PT Vale.
Untuk diketahui, di Blok Bahodopi, Adriansyah Chaniago didampingi Senior Manager External Relation PT Vale, Asriani Amiruddin dan Wakil Kepala Teknik Tambang (KTT), Agung.
Selama berada di Bahodopi, Adriansyah Chaniago, mengunjungi area rencana pelabuhan di Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, serta mengunjungi Sambalangi, Kecamatan Bungku Pesisir menggunakan speed boat. Disana, Adriansyah Chaniago melihat lokasi rencana pembangunan pabrik nikel di Sambalagi.
Pada kesempatan tersebut, Adriansyah juga menemui Bupati Morowali, Taslim untuk bersilaturahmi sekaligus menyampaikan komitmen perusahaan menjalankan operasional di Blok Bahodopi.