Jakarta,TAMBANG, Dalam triwulan I tahun ini, PT United Tractors,Tbk (UNTR) membukukan kinerja positif. Ini secara khusus terlihat dari capaian laba bersih perseroan sebesar Rp.1,9 Triliun. Ada kenaikan 2% dibanding periode yang sama tahun 2020 yang membukukan laba bersih Rp.1,8 triliun. Padahal pendapatan perseroan turun 2 persen dari Rp.18,3 triliun di kuartal I/2020 menjadi 17,9 triliun pada kuartal I/2021.
Kinerja positif perseroan ditopang oleh beberapa segmen usaha mulai dari Mesin Konstruksi, Kontraktor Pertambangan, Pertambangan batu bara, Pertambangan emas dan Industri Konstruksi.
Segmen kontraktor pertambangan masih menjadi penopang utama kinerja perusahaan. Segmen ini memberi kontribusi sebesar 39%. Dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA).
Sampai dengan bulan Maret 2021, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp7,0 triliun. Mengalami penurunan 15% dari Rp8,2 triliun pada periode yang sama pada tahun 2020. PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 4% dari 28,0 juta ton menjadi 26,9 juta ton dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) turun 10% dari 212,7 juta bcm menjadi 191,0 juta bcm.
Segmen usaha mesin konstuksi menyumbang 24% dari total kinerja perusahaan. Dalam tiga bulan pertama ini ada peningkatan penjuaan alat berat Komatsu sebanyak 688 unit. Ada kenaikan 12% dari periode yang sama tahun lalu diangka 617 unit. Sementara untuk penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat mengalami penurunan sebesar 7% menjadi sebesar Rp1,6 triliun.
Di sisi lain, penjualan UD Trucks mengalami peningkatan dari 73 unit menjadi 129 unit. Kemudian penjualan produk Scania juga naik dari 64 unit menjadi 126 unit. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi sama dengan triwulan pertama tahun 2021 sebesar Rp4,3 triliun.
Lalu ada segmen usaha pertambangan batu bara yang dijalankan PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan Maret 2021 total penjualan batu bara mencapai 3,7 juta ton. Ini sudah termasuk 849 ribu ton batu bara kokas. Ada kenaikan 17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar 3,2 juta ton. Sejalan dengan peningkatan penjualan batu bara, pendapatan segmen ini naik 18% menjadi Rp4,0 triliun.
Kontribusi juga datang dari segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan PT Agincourt Resources (PTAR). Perusahaan ini mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sampai dengan bulan Maret 2021, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 95,3 ribu ons. Ada kenaikan 1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebanyak 94,8 ribu ons. Perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,2 triliun atau naik 15% dari Rp2,0 triliun.
Selanjutnya segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai bulan Maret 2021, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp380 miliar. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp80 miliar yang disebabkan oleh perlambatan pekerjaan beberapa proyek yang sedang berlangsung. Juga berkurangnya kontrak baru yang diperoleh akibat dampak pandemi COVID-19.
Di segmen terakhir adalah usaha energi yang dijalankan PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki anak perusahaan Perseroan. PT BJP saat ini sedang membangun pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2×1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Sampai dengan Maret 2021, progres pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 98%. BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.