Jakarta, TAMBANG – PT Bukit Asam (PTBA) menorehkan kinerja cemerlang di kuartal-I 2018. Hasil kerja selama periode Januari-Maret ini, mencetak laba bersih hingga Rp1,45 triliun. Naik 167 persen dari perolehan di periode yang sama tahun sebelumnya, tercatat hanya sebesar Rp870 Miliar.
Kenaikan ini beriringan dengan melonjaknya laba usaha hingga Rp2 triliun. Terkerek Rp1,2 triliun dibandingkan laba usaha Q1 2017.
“Ada kenaikan (laba usaha) lebih dari 1,2 triliun naik,” kata Direktur Utama, Arviyan Arifin dalam agenda jumpa pers di Jakarta, Kamis (19/4).
Terkait pendapatan usaha, emiten pelat merah ini memperoleh hingga Rp5,75 triliun, meroket Rp1,20 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan penjualan ekspor. Sementara hasil penjualan domestik, relatif sama dengan periode sebelumnya.
Komposisi dari ekspor menyumbang hingga 55 persen bagi pendapatan perusahaan, sedangkan penjualan domestik berkontribusi 43 persen. Sementara itu, volume penjualan batu bara PTBA di Q1 2018, melonjak 16 persen menjadi 6,3 juta ton. Untuk alokasi Domestic Market Obligation (DMO), mencapai 2,9 Juta ton.
“Ini terlihat kita tetap di atas penjualan DMO ke PLN. DMO kita 2,9 Juta (ton), sekitar 49 persen (dari total produksi),” kata Arviyan.
Di sektor pengangkutan, Arviyan juga menerangkan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku partner bisnis PTBA, mampu meningkatkan kinerjanya hingga 10 persen. Ini salah satu faktor pendukung bagi PTBA yang mampu menorehkan kinerja kinclong di triwulan pertama ini.
Arviyan juga memberi catatan, betapapun harga batu bara kelistrikan dipatok di bawah harga pasar, itu tidak membawa dampak signifikan bagi keuangan PTBA.
Sebagai informasi, soal insentif tambahan kuota produksi 10 persen, sampai saat ini, PTBA masih melakukan tahap Bankable Fasibility Studies. Jadi, belum ada keterangan resmi apakah PTBA tahun ini bisa mengambil insentif tersebut atau tidak.
Arviyan menegaskan, target total produksi masih berada di angka 25,54 juta ton. Angka yang masih konstan, belum ditambah dengan insentif 10 persen.