JAKARTA, TAMBANG. SEBUAH konsorsium yang dipimpin bankir senior, Agus Projosasmito, tengah dalam pembicaraan untuk mendapatkan utang US$ 1 miliar guna membeli saham PT Newmont Nusa Tenggara. Ada dua jenis pinjaman yang tengah dicari, yakni US$ 250 juta dalam bentuk pinjaman mezanin, dan US$ 750 juta dalam bentuk pinjaman senior.
Pinjaman senior merupakan utang yang diberikan sindikasi perbankan kepada investor atau sekelompok investor, biasanya dijamin dengan aset, misalnya properti. Adapun pembiayaan mezanin merupakan utang yang diberikan biasanya dalam rangka restrukturisasi modal, misalnya untuk merger atau akuisisi.
Shiv Dave, pendiri Emindobiz, perusahaaan penasihat keuangan dari Jakarta dan Singapura, dikontrak untuk ikut mencarikan utang. Sebagaimana dimuat di DealStreetAsia.com, sekitar US$ 450 juta dari utang itu akan didapat setelah kesepakatan dengan Newmont tercapai.
Berita soal akuisisi Newmont ini menaikkan harga saham Newmont, Jumat lalu.
Beberapa bank tengah diajak bicara. Di antaranya Malayan Banking Bhd., Societe Generale SA, dan BNP Paribas SA. Juga ada bank Eropa lainnya. Mereka kini tengah melakukan uji tuntas terhadap proposal transaksi itu. Sebuah lembaga dana internasional juga akan terlibat dalam transaksi ini.
Newmont berniat menjual bisnis tambangnya di Nusa Tenggara Barat, setelah Indonesia melarang penjualan mineral mentah sejak Januari 2014. Indonesia mengizinkan ekspor konsentrat, tetapi dengan pajak progresif. Kebijakan yang ditempuh Pemerintah Indonesia itu diniatkan untuk mendorong industri pengolahan di dalam negeri.
Kepala Eksekutif Newmont, Gary Goldberg, dalam sebuah konperensi pada 29 Februari lalu mengatakan, Newmont bersama mitranya, Sumitomo, tengah dalam pembicaraan dengan pihak lain yang sangat serius meminati tambang Newmont di Batu Hijau.
November lalu, Menko Kemaritiman, Rizal Ramli, mengatakan bahwa Arifin Panigoro, pendiri kelompok Medco, akan membeli 76% saham Newmont dengan harga US$ 2,2 miliar.