Jakarta – TAMBANG. PT KMI Wire and Cable Tbk (IDX:KBLI) menargetkan pertumbuhan penjualan diatas 5% pada tahun 2016. Sehingga penjualan pada 2016 akan mencapai Rp3 triliun.
“Tahun lalu labanya Rp2,6 triliun, mudah-mudahan tahun ini sampai Rp3 triliun,” ujar Direktur Marketing KMI, Ignatius Iming Sujana di Jakarta (15/6).
Perseroan mengaku tidak mempunyai trik khusus karena pasar kabel pemakainya tidak banyak perubahan, berbeda dengan barang konsumsi. Prinsipnya, perseroan tetap menjual kepada pemakai lama, dan pesanan dari PT PLN.
Perseroan menjual langsung dan tidak langsung melalui kontraktor PLN di atas 20% dari total pendapatan. Kontributor terbesar di pasaran bebas sebesar 60% sisanya ekspor, tapi untuk oil&gas yang masih belum sesuai harapan karena harga minyak belum membaik.
Produksi tahun 2015 perseroan tingkat utilisasi mencapai 70% dari kapasitas terpasang 380.000 ton per tahun. Tahun ini tingkat utilisasi tidak jauh berbeda, namun perseroan sudah menambah kapasitas produksi menjadi 420.000 ton per tahun.
Perseroan juga telah menanamkan investasi sebesar US$10 juta sejak tahun 2014 untuk pembelian mesin baru guna memproduksi kabel bawah tanah tegangan tinggi 150 kilo volt. Sedangkan belanja modal tahun 2016, dana sebesar US$4 juta dari kas internal digelontorkan untuk keperluan peremajaan dan perawatan mesin produksi.
Ekspor perseroan ada ke beberapa negara yaitu Vietnam, Irak, Australia, Timur Tengah, dan Afrika. Namun perseroan masih memprioritaskan pasar domestik yang sedang bagus dari pada pasar ekspor yang marginnya kecil karena ongkos angkut yang membengkak dibandingkan dengan kabel yang dijual dekat dengan negara pengimpor.
“Ketika kita ekspor bukan produk unggulan yang memiliki comparative advantage maka kita sulit bersaing. Marginnya kecil,” jelasnya.
Pada kuartal I/2016 perseroan membukukan penjualan Rp664,93 miliar dengan laba Rp61,9 miliar. Sementara itu untuk tahun buku 2015, perseroan membagikan dividen sebesar Rp28,05 miliar atau setara Rp7 per lembar saham.
Total dividen yang dibayarkan tersebut setara 24,3% dari laba bersih yang diraup perseroan pada tahun lalu. Pada 2015 penjualan perseroan mencapai Rp2,66 triliun. Adapun laba bersih perseroan pada tahun lalu mencapai Rp115,4 miliar. Rp10 miliar dari laba tersebut akan dialokasikan sebagai dana cadangan perseroan, sisanya dicatat sebagai laba ditahan.