Beranda Batubara Keseriusan Indonesia Menata Pelaporan Sumber Daya Mineral dan Batu Bara Berbuah Hasil

Keseriusan Indonesia Menata Pelaporan Sumber Daya Mineral dan Batu Bara Berbuah Hasil

Yogyakarta – TAMBANG. Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) secara resmi diterima sebagai anggota ke-11 Committee for Mineral Reserves International Reporting Standards (CRIRSCO). Kode KCMI sendiri diterbitkan pada tahun 2011 oleh Komite Bersama yang didirikan oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI).

 

Predikat member tersebut secara langsung membuat Competent Person Indonesia (CPI) setara dengan standar dunia internasional.

 

CRIRSCO yang berdiri pada 1994 adalah merupakan kumpulan perwakilan organisasi yang bertanggungjawab pada laporan mineral di negara masing-masing. CRIRSCO beranggotakan 10 negara, yaitu Australia dengan kode JORC, Brazil (CBRR), Kanada (CIM), Chile (National Committee), Eropa (PERC), Kazakhstan (KAZRC), Mongolia (MPIGM), Rusia (NAEN), Afrika Selatan (SAMREC), dan Amerika Serikat (SME).

 

Tujuan utama CRIRSCO adalah mengembangkan standar internasional untuk pelaporan sumberdaya mineral (mineral resources) dancadangan mineral (mineral reserves).

 

Standar tersebut berfungsi sebagai “core code dan guidelines” untuk setiap Negara yang ingin mengadopsi CRIRSCO ke dalam standar pelaporan negaranya. Terdapat tiga asas utama yang dianut dalam standar tersebut yaitu, asas Transparansi, asas Materialitas, dan asas Kompeten.

 

Dengan diterimanya KCMI menjadi anggota CRIRSCO yang ke-11 maka kode KCMI diakui telah memenuhi standar internasional dan setara dengan kode JORC yang lebih dahulu dikenal di Indonesia, dengan 244 tenaga kompeten Indonesia yang ada saat ini laporannya semakin dipercaya.

 

Presiden CRIRSCO Ian Goddard menjelaskan bahwa Indonesia memiliki keseriusan untuk menata pelaporan terkait sumber daya mineral dan batu bara. “Kami melihat keseriusan itu dan sangat senang menyambut Indonesia sebagai negara anggota ke-11,” terang Ian.

 

Peresmian KCMI menjadi anggota CRIRSCO dilakukan dalam acara CRIRSCO Annual Meeting, berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 29 sampai dengan 31 Oktober 2017, tepatnya di Hotel Tentrem.

 

Tino Ardiyanto, Ketua Umum PERHAPI disela-sela kegiatan acara mengatakan, proses pengajuan verifikasi menjadi anggota CRIRSCO telah dilakukan sejak setahun terakhir. Menurut Tino, tidak mudah untuk menjadi anggota lantaran organisasi internasional ini menerapkan standar tinggi pada para anggotanya.

 

“Dalam periode setahun terakhir ini CRIRSCO melihat kemajuan besar Indonesia di mana IAGI dan PEHAPI bekerjasama dengan baik, dan solid dengan melepaskan ego masing-masing untuk lebih superior,” ujar Tino.

 

Tino menambahkan, setelah resmi jadi anggota, maka CPI Indonesia sudah sejajar dengan negara lain anggota CRIRSCO seperti Australia, Brazil, Kanada, Chile, Russia, Mongolia, Kazaksthan, Europe, Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Hasil laporan tenaga kompeten kita bisa jadi acuan negara lain dan lebih dipercaya akuntabilitasnya.

 

Sri Raharjo, Direktur Pengusahaan Batu Bara Ditjen Minerba Kementerian ESDM yang turut hadir dalam gelaran Annual Meeting ini mengungkapkan rasa antusiasme lantaran mulai saat ini Indonesia bisa mendapat kepercayaan lebih dari pihak penanam modal/ investor.

 

“Pemerintah menyambut baik karena mulai sekarang laporan yang bisa dipakai oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Pemerintah maka bisa semakin dipercaya karena kita kompeten. Kita ingin angka yang dikeluarkan kompeten person bisa dipercaya misalnya saat pemerintah mengeluarkan statement kekayaan sumber daya kita bisa terverifikasi,” ujar Sri Raharjo.

 

Menurut Sri Raharjo, Pemerintah mengapresiasi capaian yang dinilai sebagai hal luar biasa lantaran selama ini negara mengalami kesulitan menilai kekayaan riil mineral dan batu bara. Pelaku usaha pertambangan nantinya diwajibkan melaporkan agar data terkait hal tersebut bisa akuntabel.

 

Pemerintah berharap, KCMI ke depan ditantang untuk mencetak lebih banyak kompeten person karena izin pertambangan di Indonesia totalnya sampai 6.500 dan ke depan perusahaan pertambangan diwajibkan punya kompeten person jadi laporannya harus berkualitas dan bisa dipercaya. Semoga segera bertambah tenaga kompeten di Indonesia.

 

Sementara bagi investor saham, pemerintah meyakini keanggotaan CRIRSCO bakal semakin menggiatkan iklim investasi di bidang pertambangan. Selama ini investor harus kroscek sendiri data-data tentang laporan perusahaan, sekarang laporan bisa semakin dipercaya dan tentu mengurangi effort mereka.

 

Sementara Arif Zardi Dahlius, Ketua Geologi Indonesia mengatakan, “Sebagai anggota CRIRSCO Indonesia akan mendapatkan banyak keuntungan. Salah satunya adalah pengawasan bersama keberadaan sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia”.

 

Perihal penerbitan Kode KCMI pada 2011, Arif menjelaskan, Komite Bersama Ikatan Ahli Geologi Indonesia dan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia, kode ini diterapkan dalam pelaporan hasil eksplorasi, sumber daya, dan cadangan semua mineral padat termasuk batu bara, intan, dan batu mulia serta mineral industri di Indonesia.

 

Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Natal Naibaho menambahkan akan sangat pentingnya kredibilitas untuk menarik investor.

 

“Jumlah dan cadangan Sumber Daya Mineral itu syarat wajib yang harus diserahkan pengusaha saat melantai bursa. Kalau Indonesia standarnya sudah diakui international, maka kami bisa dengan mudah mempromosikan dan menginformasikan hasil tambang ke investor,” ujarnya.