Jakarta, TAMBANG – Harga emas kembali menguat, mendekati level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Hal ini terjadi karena pertumbuhan pekerjaan AS yang moderat mengisyaratkan perlambatan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.
“Nonfarm payrolls AS tumbuh sebesar 223.000 bulan lalu, sekitar 40.000 di bawah level November dan dengan jumlah terkecil sejak 199.000 posisi ditambahkan pada Desember 2021, Departemen Tenaga Kerja melaporkan,” kata Direktur PT Laba Forexindo berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, dilansir Senin (9/1).
Ibrahim mentakan, pertumbuhan penggajian bulan lalu masih jauh di atas perkiraan 200.000 oleh para ekonom, membuktikan pekerjaan berat yang dilakukan Fed dalam mendinginkan pasar pekerjaan yang tidak terkendali yang mendorong inflasi.
Tetapi, pelaku pasar masih bertaruh pada bank sentral melakukan kenaikan suku bunga sekecil 25 basis poin pada keputusan kebijakan berikutnya pada bulan Februari, setelah kenaikan 50 basis poin pada bulan Desember dan empat kenaikan berturut-turut sebesar 75 basis poin antara bulan Juni. dan November.
“Laporan nonfarm payrolls mendukung harga emas dunia Kembali menguat karena Fed lebih sedikit menaikkan suku bunga di tahun ini,” kata Gema Merdeka Goeyardi President and Founder at Astronacci Aviatio dalam catatan.
“Tanda-tanda pelemahan dolar AS lebih lanjut karena sektor jasa menyusut, ini akan mendukung harga emas sebagi lindung nilai dan akan kembali di minati,” tambah Gema.
Suku bunga AS saat ini berada di puncak 4,5% setelah Fed menambahkan 425 basis poin ke suku bunga sejak Maret. Sebelumnya, suku bunga memuncak hanya 0,25% karena bank sentral memangkasnya setelah wabah global pandemi virus corona pada Maret 2020.
Dalam penutupan pasar Amerika Sabtu, harga emas dunia di tutup di US 1866,78 per troyounce. Sedangkan dalam perdagangan di hari senen harga emas Dunia akan di perdagangkan di rentang US1855,454 per troyounce – US1872,30 per troyounce.