Beranda ENERGI Energi Terbarukan Kenaikan Harga Sawit Ditahan Rendahnya Harga Minyak Bumi

Kenaikan Harga Sawit Ditahan Rendahnya Harga Minyak Bumi

Jakarta — Kuala Lumpur, TAMBANG. HARGA minyak sawit kemarin naik, pertama kali terjadi dalam lima tahun terakhir. Kenaikan itu didorong oleh kekhawatiran terhadap bakal terjadinya musim kering berkepanjangan sebagai dampak El Nino. Tetapi, munculnya pasokan minyak dari jenis bijih lain, serta rendahnya harga minyak, akan membatasi kenaikan harga minyak sawit.

 

Harga minyak sawit kemarin diperdagangkan pada harga US$  584,23 per ton naik 5,5% dibanding tahun lalu. Harga tampaknya akan bertambah lagi. ‘’Kami memperkirakan harga rata-rata akan naik pada  2016 ii. El Nino akan mengganggu produksi sawit, baik di Indonesia maupun di Malaysia,’’ kata Aurelia Britsch, analis pada BMI Research, Singapura, sebagaimana dikutip oleh The Edge Markets, hari ini.

 

‘’Akan tetapi, kenaikan ini hanya berlangsung sementara, karena pasokan dari minyak biji lain tidak terganggu,’’ lanjutnya.

 

Pasokan minyak kedelai dari Amerika Selatan terus bertambah. Bahkan selisih antara pasokan kedelai dan minyak sawit terus menyempit.

 

Permintaan terhadap minyak sawit tahun lalu berkurang, setelah dua konsumen utamanya, India dan Cina, beralih ke minyak kedelai. Bertambahnya stok minyak kedelai di Argentina, serta berkurangnya pajak ekspor minyak kedelai di berbagai negara, mendorong meningkatnya pasar minyak kedelai.

 

Tahun lalu, ekspor minyak sawit Malaysia turun 10%.

 

Turunnya harga minyak akan menahan kenaikan harga minyak sawit, yang selama ini digunakan sebagai bahan campuran biodiesel. Menghasilkan minyak dari tumbuh-tumbuhan menjadi kurang menarik karena rendahnya harga minyak bumi. Malaysia dan Indonesia punya niat untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, termasuk minyak bumi. Namun, rendahnya harga minyak bumi membuat industri energi terbarukan terganggu.