JAKARTA, TAMBANG – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengawal pelaksanaan Commercial Operation Date (COD) Pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) akan berjalan sesuai target yang ditetapkan.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebut hal ini perlu terus didorong guna memenuhi target capaian bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025 mendatang. Karena itu, dirinya memastikan target tersebut telah dimonitor bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Kami bersama dengan PLN memastikan bahwa titik-titik COD masih sesuai. Kami punya tim bersama untuk memantau ini,” katanya, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (9/2).
Kata Dadan, hingga akhir 2021 bauran energi terbarukan mencapai 11,5 persen dari total energi nasional. Menurutnya masih terdapat selisih 11,5 persen lagi harus tercapai dalam empat tahun mendatang.
“Selama masa tersebut, PLN maupun swasta akan bekerja keras mencapai 10 Giga Watt (GW) hingga 2025. Selanjutnya, dalam jangka lima tahun atau 2030 ditargetkan bauran EBT mencapai 20,9 GW. Angka ini sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021 – 2030,” ungkapnya.
Pencapaian target tersebut mengantisipasi dari meningkatnya konsumsi listrik di masa mendatang. Dadan meyakini konsumsi listrik Indonesia perlahan akan mengalami lonjakan menyusul negara lain di Asia Tenggara.
“Bicara konsumsi listrik masih rendah angka di bawah dari apa yang kita lihat di negara tetangga Malaysia misalnya tiga kali lipat dari kita. Ini adalah satu potensi ke depan, Indonesia masih akan tumbuh lebih cepat dan diperlukan listrik lebih banyak,” paparnya.
“Over supply dari PLN ini sifatnya sementara saya melihatnya, PLN pun saya kira melihat demikian kita akan lewati waktu-waktu tersebut dan bertahap bagaiamana EBT-nya bisa bertambah,” imbuhnya.
Dadan kemudian menjelaskan bahwa salah satu fokus pemerintah dalam isu bauran energi adalah pemanfaatan potensi energi terbarukan sehingga bisa menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca. Keterlibatan swasta mendukung PLN juga dinilai penting sebagai bagian dari pencapaian target bauran EBT.
Pada tahun 2021, pemerintah berhasil menambah 600 Megawatt (MW) kapasitas pembangkit EBT. Sedangkan tahun 2022 akan ada sekitar 700 MW untuk masuk ke sistem PLN.
“Yang dicari adalah bagiamana turunkan GRK. Pencapaian hal ini mengenai sifat dari energi sama-sama tahu bahwa upayanya adalah dorong pemanfaatan energi bersih,” paparnya.