Jakarta, TAMBANG – PT Sumber Energi Sukses Makmur (SESM), perusahaan pemasok batubara domestik, melebarkan sayap bisnisnya ke bidang energi baru terbarukan. Ini dilakukan melihat potensi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang cukup besar. Pemerintah menargetkan porsi EBT dalam bauran energi di 2025 sebesar 23%. Sementara sampai saat ini porsi EBT baru 7%. Perusahaan pun memutuskan untuk mengambil bagian dalam pengemban EBT.
PT SESM menjalin kerjasama dengan Fakultas Teknik Pertambangn dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (FTTM-ITB).
Kerja sana kedua lembaga ini dikukuhkan lewat Memorandum of Agreement yang ditandatangani pada Selasa (02/04) di Bandung.
MoA ini secara spesifik terkait dengan komitmen bersama kedua belah pihak dalam pengembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan mendorong perkembangan energi baru terbarukan di Indonesia.
Zulfian Mirza, Direktur Utama SESM dalam acara penandatanganan MoA menyatakan langkah ini sebagai bagian dari kontribusi perseroan mendukung program pemerintah yang hendak meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi nasional.
“Sumber Energi Sukses Makmur bersama dengan ITB, mendukung program pemerintah. Salah satunya melalui pengembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang pada aplikasinya dapat memanfaatkan lahan bekas tambang yang tidak produktif sebagai area operasinya” ujar Zulfian.
Zulfian menambahkan dengan pengembangan ini, selain mendukung peningkatan kapasitas EBT dalam bauran energi, perusahaan tambang juga akan memiliki peluang memanfaatkan lahan bekas tambang mereka yang tidak produktif untuk menjadi ladang energi. Beberapa perusahaan termasuk BUMN belakangan disebut melihat peluang pemanfaatan lahan bekas tambang mereka yang tidak optimal direklamasi, untuk dijadikan ladang energi lewat investasi di PLTS.
Pihaknya pun mengapresiasi kesediaan ITB bekerjasama dalam menjajaki peluang produksi photovoltaic lokal (local PV) lewat kerjasama ini. Menekan intermittent penyerapan tenaga matahari pada PV panel dan mengembangkan fungsi storage agar dapat menyimpan energi sinar matahari.
Selain itu, kerjasama ini juga diharapkan dapat mendorong ITB untuk memanfaatkan teknologi sekaligus energi alternatif. Terlebih sebagai lembaga pendidikan, FTTM ITB dapat mempercepat proses penguasaan dan pengembangan teknologi Energi Baru Terbarukan di Indonesia.
“Kerjasama ini akan memberikan dampak besar tak hanya pada sektor industri semata, melainkan juga pada penguatan kompetensi Sumber Daya Manusia di bidang EBT yang datang dari ITB” tambah Zulfian yang juga merupakan anggota Advisory Board program studi Teknik Metalurgi – Institut Teknologi Bandung periode 2018-2023.
Sementara itu Prof. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FTTM – ITB menyampaikan apresiasi atas kolaborasi riset dengan SESM. Hal ini menurutnya bisa menjadi contoh yang positif bagi industri untuk menjalin kerjasama riset dengan perguruan tinggi yang hasilnya nanti akan kembali ke industri itu sendiri.
“Ini contoh yang baik, kolaborasi antara industri dan kita di perguruan tinggi” ujarnya.
Widiyantoro berharap kerjasama ini akan memberikan hasil yang positif bagi kedua belah pihak dan juga perkembangan industri. Dengan keterbatasan dana dari perguruan tinggi, dukungan pelaku industri seperti yang dilakukan SESM dapat menumbuhkan riset yang aplikatif bagi kebutuhan bangsa.
Zulfian menjelaskan bahwa untuk tahap awal, SESM akan membangun PLTS di rooftop Gedung Labtek IVA Program Studi Teknik Pertambangan dan Teknik Metalurgi FTTM ITB sebesar 10 kWP (kilo Watt Peak) yang dapat digunakan sebagai model dan penelitian lebih lanjut. Kapasitas ini disesuaikan dengan luasan area rooftop yang tersedia. Tahapan berikutnya, keunggulan-keunggulan hasil penelitian ITB tersebut akan digabungkan dengan penerapan teknologi manufaktur lokal, sehingga manfaatnya bisa dapat langsung dirasakan.
Zulfian yang sebelumnya sukses mengantarkan satu perusahaan tambang batubara ke Bursa Efek Indonesia sekaligus sebagai emiten paling aktif pada tahun 2017 ini, telah mengembangkan SESM sebagai pemasok batubara ke anak perusahaan PLN.
Saat ini kontrak kerjasama suplai batubara dari grup tambang besar batubara di Kaltim dan Kalsel, telah dipegang oleh SESM. Menjadikan SESM sebagai perusahaan pemasok batubara yang handal dan kompetitif dengan pasokan ke 8 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jawa dan Sulawesi. Perusahaan juga direncanakan mendapat kontrak pasokan batubara dari wilayah Sumatera Selatan untuk memperkuat dominasi suplai ke PLTU di Sumatera dan Jawa Barat.
“Untuk pengembangan bisnis masa depan, perusahaan juga berencana mengembangkan floating storage batubara di Sumatera dan Jawa untuk menekan cost batubara dan efisiensi transportasi” ungkap pria yang juga anggota PERHAPI dan Masyarakat Kelistrikan Indonesia tersebut.