PT Kapuas Prima Coal Tbk (Zinc), emiten yang bergerak di bidang pertambangan bijih besi dan galena yang diolah menjadi konsentrat timbal seng (Zn), membidik pinjaman sebesar Rp 1,6 triliun. Hal tersebut disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (22/4).
Uang investasi tersebut akan digunakan untuk mengembangkan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter. Saat ini, selain memproduksi timbal dan seng, Zinc juga berencana untuk melanjutkan produksi bijih besi untuk dijual di dalam negeri.
“Melalui rapat hari ini, kami sudah diberikan izin oleh para pemegang saham untuk mengajukan proses pinjaman kepada pihak perbankan dengan nilai sebesar-besarnya Rp 1,6 Triliun. Dana tersebut akan digunakan sebagai modal untuk percepatan peningkatan kapasitas produksi ZINC,” Kata Direktur ZINC Padli Noor.
Sejak tahun 2017, perseroan fokus mengolah galena menjadi konsentrat timbal dan seng dengan teknologi yang dinilai paling mutakhir untuk hasil atau kadar yang maksimal. Selain itu, untuk meningkatkan nilai tambah, perusahaan juga tengah menyelesaikan proyek smelter pemurnian timbaldan pembangunan smelter seng yang berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Kata Padli, dari wilayah pertambangan yang dipegang Zinc seluas 5.569 hektare, potensi deposit Galena yang dapat ditambang jumlahnya masih besar. Sehingga perseroan dapat mengembangkan lini pengolahan.
Dalam menjalankan bisnisnya, Zinc berupaya melakukan efiensi biaya operasinal, menambah jumlah cadangan dan bahan baku mineral, serta menggunakan sumber daya secara efektif.