Indonesia serius mengembangkan energi panas bumi sebagai sumber energi masa depan. Upaya peningkatan kerjasama industri dan infrastruktur panasbumi pun terus ditingkatkan. Termasuk dengan menggelar konferensi energi New Zealad-Indonesia Geothermal Workshop 2015 pada selasa (27/1) kemarin di Jakarta.
“Workshop Selandia Baru dan Indonesia ini merupakan langkah positif untuk mencapai kolaborasi yang lebih baik antara dua negara dalam sektor energi panas bumi,” kata Tim Anderson, New Zealand Trade Commisioner untuk Indonesia, dalam rilis yang diterima Majalah TAMBANG.
Menurutnya, dengan kerja sama yang erat ini, Selandia Baru berharap dapat membantu Indonesia untuk meningkatkan pengembangan sumber daya panas bumi. Konferensi tersebut fokus pada pengalaman dan kapabilitas panas bumi di Selandia Baru untuk meningkatkan pemahaman dan aplikasi teknologinya di Indonesia.
Para pemangku kepentingan Selandia Baru dan Indonesia di sektor publik dan swasta akan hadir, termasuk Direktur General New Zealand Renewable Energy and Energy Conversation (EBTKE), Asosiasi Geothermal Indonesia (INAGA) dan Geothermal New Zealand, sebuah komite yang berisikan 25 perusahaan internasional clean energy.
Konferensi ini bertepatan dengan diskusi bilateral berjudul New Zealand – Indonesia Government’s Geothermal Working Group untuk mempercepat kerja sama mutual dan mengawali World Geothermal Congress 2015 di Australia dan Selandia Baru pada bulan April 2015 mendatang yang akan menghadirkan pakar panas bumi dari Selandia Baru dan Indonesia.
Indonesia dan Selandia Baru sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama energi panas bumi (Geothermal Energy Cooperation) pada April 2012. Di bawah nota kesepahaman tersebut, Selandia Baru dan Indonesia dimandatkan untuk menggelar pertemuan secara reguler untuk membahas implementasi nota kesepahaman tersebut dan meningkatkan kerja sama dalam sektor energi panas bumi untuk kedua negara. Diskusi selanjutnya akan dilakukan di Indonesia pada Februari 2015 mendatang.
Indonesia mempunyai target untuk mencapai 4.000 MW dari energi panas bumi pada 2020. Dan saat ini, Indonesia memiliki aset energi panas bumi yang besar –hampir 29.000 MW dan mempunyai rencana untuk pengembangan layanan dan infrastruktur panas bumi bekerjasama dengan Selandia Baru.
Untuk diketahui, kerja sama dalam sektor energi panas bumi antara Selandia Baru telah berjalan selama 30 tahun. Selandia Baru juga membuat dan mendanai pembangkit panas bumi pertama di Indonesia di Kamojang, Jawa Barat.
Sejak 1980, sebanyak 170 warga Indonesia yang merupakan profesional panas bumi telah menerima pelatihan dari Geothermal Institute University of Auckland untuk meningkatkan kapasitas panas bumi di Indonesia. Selandia Baru saat ini juga memberikan 12 beasiswa bagi warga Indonesia yang ingin mengambil gelar master di Geothermal Institute setiap tahunnya.