Untuk mengembangkan bioethanol, PT Pertamina Persero akan berkoordinasi dengan PT RNI, pasalnya dalam pengembangan bioethanol tersebut, Pertamina akan memanfaatkan tebu sehingga diharapkan tidak tumpang tindih antara kebutuhan energi dengan kebutuhan pangan.
Technology and Product Development Manager Gas Directorate, Andianto Hidayat mengatakan, selain biodisel, Pertamina juga akan mengembangkan bioethanol dengan memanfaatkan tebu. Karena saat ini, pemanfaatan ethanol masih sekitar 2 persen.
“Second generation bioethanol, saat ini mandatory pemerintah baru 2 persen. Kalau ethanol ke gasoline, premium, pertamax, atau pertamax plus,” ujar Adianto di Jakarta, Kamis (9/4).
Pemanfaatan tebu untuk bioethanol tersebut, Pertamina berkaca pada keberhasilan negara Brazil yang memanfaatkan tebu untuk bioethanol yang mencapai 80-90 persen. Selain itu, mesin-mesin kendaraan di Brazil, mayoritas di produksi di Indonesia.
“Kita punya ethanol, dan mesin untuk ethanol, tapi yang pakai orang luar, dan kita tetap pakai minyak,” ujarnya.
Selain menggunakan tebu, Pertamoina juga akan mengembangkan bioethanol dengan bahan baku rumput gajah. Ini dilakukan agar bahan baku bioethanol tersebut tidak bentrok tengan kebutuhan pangan.