Jakarta, TAMBANG – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperpanjang kerja sama dengan Internasional Energi Agency (IEA) melalui Joint Work Programme (JWP) dalam berbagai sektor energi hingga 2023. Hal ini dilakukan sebagai upaya akselerasi dalam mencapai Net-Zero Emission (NZE) 2060.
Perjanjian ditandatangani Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Sementara dari pihak IEA, penandatanganan dilakukan oleh Executive Director IEA, Fatih Birol. Acara tersebut dilakukan pada Berlin Energy Transitions Dialogue (BETD), di Federal Foreign Office, Berlin, Jerman pada tanggal 29 Maret 2022.
“Dukungan IEA akan memperkuat kolaborasi kami dalam Data dan Statistik Energi, Keamanan Energi, Tanggap Darurat dan Kebijakan, Peningkatan Sektor Tenaga, Bioenergi, Efisiensi Energi, Energi dan Teknologi Bersih, Kerangka Evaluasi Kebijakan Energi, dan Kepemimpinan Energi Global,” ungkap arifin usai penandatanganan JWP, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (6/4).
Menteri Arifin menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen yang berkelanjutan untuk mencapai kesamaan antar kedua belah pihak dalam mempercepat pencapaian transisi energi Indonesia dan target Net Zero Emission (NZE).
IEA, kata Arifin, adalah Key Strategic Partner. Karena itu, Kementerian ESDM berkomitmen untuk terus membangun kerja sama dalam memaksimalkan pencapaian NZE.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah bekerja sama erat dengan IEA sebagai mitra strategis, terutama dalam beberapa tahun terakhir.
Program Kerja Bersama untuk 2022-2023 ini telah melalui proses yang panjang dan penuh pertimbangan. Indonesia dan IEA tengah mengembangkan peta jalan NZE yang komprehensif, yang akan membantu memandu transisi energi Indonesia selama beberapa tahun dan dekade mendatang.