Kecelakaan tambang kembali terjadi. Kali ini menimpa tambang batu bara di Kota Sri Aman yang berjarak sekitar 130 kilometer dari Kuching, Malaysia. Tiga pekerja asing, termasuk seorang warga negara Indonesia (WNI), tewas dalam ledakan tambang batu bara itu.
Hingga kini, seperti dilansir The Star, ahad kemarin, jumlah yang cedera akibat kecelakaan tambang itu meningkat menjadi 29 orang. Kepolisian setempat mengidentifikasi salah satu korban tewas dari Indonesia bernama Kardianto (38).
“Almarhum diidentifikasi sebagai pekerja berkebangsaan Indonesia, Korea Utara, dan Myanmar,” ucap Wakil Kepala Polisi Sri Aman, Komisaris Mat Jusoh Mohammad.
Sementara itu ke-29 korban luka di antaranya terdiri dari 9 WNI, 6 warga negara Myanmar, 5 Cina, 7 warga negara Korea Utara dan 2 warga Bangladesh. Menurut Konsulat Cina di Kuching, ada warga negara Cina yang terluka dalam insiden itu, namun jumlahnya belum ditentukan.
“Konsulat Cina telah mengirimkan staf untuk mengunjungi para korban asal Tionghoa,” ucap seorang pejabat kepada Xinhua.
Sebagai informasi, ledakan itu terjadi di wilayah timur Negara Bagian Sarawak pada pukul 08.45 waktu setempat (00.45 GMT) pada Sabtu 22 November 2014. Ketika itu 119 penambang, termasuk warga Korea Utara, Myanmar, warga negara China, Bangladesh, dan Indonesia, sedang bekerja di bawah tanah.
Kepala Departemen Kebakaran dan Penyelamatan Sri Aman, Ranger Moss mengatakan, ledakan terjadi ketika sebuah saklar untuk sabuk pada tambang dihidupkan, dan satu extractor digunakan untuk mengusir gas keluar dari terowongan tidak bekerja. Bunga api kemudian keluar dari saklar atau itu mungkin yang telah menyebabkan terjadinya kecelakaan atau ledakan tambang.
Tambang tersebut sudah beroperasi sekitar delapan tahun. Tercatat ada 119 orang yang bekerja di tambang itu dan kebanyakan adalah orang asing.