Jakarta-TAMBANG. Ditengah polemik terkait program 35 ribu Mw, Pemerintah meyakini ada efek ganda yang ditimbulkan oleh program ini. Selain investasi yang besar, penyerapan tenaga kerja yang meningkat, kebutuhan baja dan konduktor aluminium juga dipastikan meningkat signifikan. Baja dibutuhkan di pengembangan transmisi listrik.
Kementrian ESDM menyebutkan untuk program 35 ribu MW ini, dibutuhkan setidaknya 732 proyek transmisi dibutuhkan sedikitnya 3,5 juta ton baja. Baja ini akan digunakan untuk profil dan pipa di luar pembangkit. Selain itu dibutuhkan 301,300 km konduktor aluminium dan 2.600 set travo.
Dengan kebutuhan baja yang demikian besar PT Krakatau Steel (KS) sebagai BUMN produsen baja tentu memiliki keterbatasan kemampuan dalam produksi baja. Oleh karenanya Pemerintah mendorong agar PT Krakatau Steel membentuk konsorsium dengan sesama produsen baja. “Kita dorong PT Krakatau Steel untuk membentuk konsorsium produsen baja untuk memenuhi kebutuhan baja yang demikian besar itu,”kata Sudirman.
Pemanfaatan baja dalam negeri digalakan selain untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ditargetkan sebesar 40%. Juga untuk mendorong pertumbuhan industri baja nasional. “Jadi seluruhnya kebutuhan baja akan dipasok oleh KS dan silahkan KS menggandeng mitra produsen baja untuk meyakinkan suplai baja kita cukup,”terang Sudirman. Modul baja ini nantinya akan dikirim ke daerah-daerah yang sedang dibangun transmisi. Pemerintah memperkirakan total investasi yang akan digelontorkan untuk program ini mencapai US$72,942 miliar.