Jakarta, TAMBANG – Majalah TAMBANG kembali menggelar Indonesia Mining Forum (IMF) 2019, di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa (30/4).
Diskusi kebijakan dan proyeksi pasar batu bara tahun 2019 ini, dibuka oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Muhammad Hendrasto, mewakili Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono.
Pada sesi pertama, hadir pembicara dari Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Kepala Seksi (Kasie) Produksi Bidang Minerba, Istiadi, yang berbicara terkait kontribusi sektor tambang batu baru terhadap perekonomian daerah. Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam (Persero), Fuad Iskandar, tekait dengan peluang dan tantangan gasifikasi batu bara.
Kemudian CEO PT Arutmin Indonesia, Ido Hutabarat, mengangkat materi kontribusi sektor batu bara terhadap energi nasional. Diskusi sesi pertama ini dipandu oleh Ketua Forum Tambang dan Energi Indonsi, Singgih Widagdo.
Pada sesi kedua, hadir Direktur Pengembangan Program Batubara dan Mineral, Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, yang berbicara terkait kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) terbaru. Hadir juga Kepala Divisi Perencanaan Sistem PT PLN, Adoi Priyanto, terkait RUPTLS PLN 2019-2028 dan kebutuhan batubara.
Juga hadir Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia yang mengangkat isu respon pelaku bisnis batu bara terhadap kebijakan nasional. Serta Ketua Umum Perhapi, Rizal Kasli yang berbicara terkait optmisme potensi batu bara.
IMF 2019 ini didukung oleh PT BUMA, PT Mifa Bersaudara, PT Tunas Inti Abadi, PT Bukit Asam (Tbk), PT Pama Persada dan PT Chakra Jawara