Nusa Dua-TAMBANG. Indonesia menjadi tuan rumah dalam konfrensi International Student Energy Summit 2015 yang diselanggarakan di Bali. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyempatkan diri untuk membuka acara yang diselanggarakan setiap dua tahun sekali tersebut. Dalam pidatonya, Jusuf Kalla mengingatkan para peserta mengenai tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan, khususnya terkait pengelolaan sektor energi.
“Ada banyak masalah di dunia yang mengakut persoalan energi. Kemudian ini jadi tantangan generasi muda untuk melakukan inovasi teknologi yang memungkinkan semua orang mendapatkan akses energy yang dibutuhkan,” kata JK, sapaannya, Rabu malam (10/6).
Hingga jumat nanti (12/6), 660 peserta yang berasal dari 100 negara akan berkolaborasi bersama dengan narasumber yang sudah ahli dalam bidang energi, teknologi, ekonomi, dan lingkungan dari berbagai negara. Ketua Penyelenggara ISES 2015, Hilma Syahri Fathoni mengatakan, acara yang mengambil tema connecting the unconnected itu akan mengeksplorasi berbagai topik seperti akses ke energi, investasi di sektor energi terbarukan, dan cara-cara yang diterapkan untuk mengurangi emisi karbon.
“Menurut kami keterhubungan di bidang energi menawarkan jauh lebih banyak dari pada hanya menerangi rumah masyarakat atau memberi mereka akses untuk menikmati energi. Hal itu mengkoneksi ide, membuka kesempatan untuk saling berbagi perspektif baru dan mengubungkan orang dari berbagai belahan dunia lain dari generasi berbeda,” ujarnya.
Pada hari pertama kemarin, seluruh rombongan sempat mendatangi desa binaan di Kabupaten Bangli yang sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga biomassa dari bambu. Pembangkit tersebut memproduksi listrik dengan mengubah limbah bambu menjadi energy terbarukan melalui proses gasifikasi.
Inisiatif untuk menghasilkan listik dari bambu tersebut telah menunjukkan bagaimana memanusiakan pembuatan energi dan memberikan sebuah alternatif dalam memandang limbah, energi dan keberlanjutan.