Cilacap, TAMBANG – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) meresmikan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 660 MW di Desa Karangkandri, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2).
PLTU Cilacap Ekspansi 1 x 660 MW ini merupakan salah satu proyek strategis di Provinsi Jawa Tengah yang dikelola oleh PT Sumber Energi Sakti Prima dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB).
“Listrik kalau di Jawa itu bukanlah masalah, tapi kalau Bapak dan Ibu lihat di Indonesia Bagian Timur, di pulau-pulau terpencil, di desa-desa terpencil, empat tahun yang lalu masih banyak yang belum ada listriknya, masih seperti kita tahun 70an yang masih menggunakan lampu templok atau lampu sentir, masih seperti itu,” kata Presiden Jokowi, dalam keterangan Kementerian ESDM, Senin (25/2).
“Sekarang ini rasio kelistrikan sudah mencapai 98,2 persen. Listrik sudah dapat dinikmati masyarakat Indonesia, di desa-desa terpencil, yang tersisa belum terlistriki sekarang kecil sekali hanya 1,8 persen yang belum dan akhir tahun ini ditargetkan 99,9 persen semua desa, semua dusun harus sudah terlistriki,” lanjut Presiden
Presiden juga menekankan bahwa listrik itu bukan hanya penting untuk kegiatan ekonomi dan industri, tapi juga penting untuk masyarakat agar dapat belajar di waktu malam. Serta industri kecil juga dapat beroperasi pada waktu malam.
Pemanfaatan energi baru terbarukan untuk menggantikan energi fosil di sektor pembangkit juga menjadi perhatian Presiden. Pemerintah telah banyak pengembangkan listrik berbasis energi baru terbarukan, seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sidrap dan Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.
“Bapak Ibu kalau mau ke Sidrap dan Jeneponto sudah kaya di Belanda, ada kincir besar-besar di atas bukit, dan ini akan kita lanjutkan kedepan di lokasi-lokasi yang anginnya besar. Kita juga ingin mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air, karena Indonesia memiliki sungai yang sangat banyak sekali, ini akan kita kembangkan agar kita tidak ketergantungan dengan energi fosil,” ujar Jokowi.
Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan, PLTU Cilacap Ekspansi 1 x 660 MW ini merupakan salah satu proyek strategis di Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari 2.000 MW pertama yang beroperasi. Selanjutnya, yang saat ini dalam tahap commissioning dan diharapkan akan selesai bulan September tahun ini, yaitu sebesar 1 x 1.000 MW.
“Sesuai dengan arahan Bapak Presiden bahwa kelistrikan harus dipercepat dan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Berbagai upaya sudah dilakukan sampai dengan akhir tahun lalu, rasio elektrifikasi telah mencapai 98,3 persen atau naik 15 persen sejak Bapak bertugas sebagai Presiden,” ujar Jonan.
Jonan menambahkan, selain mempercepat proyek-proyek kelistrikan, Presiden juga meminta agar rasio elektrifikasi ditingkatkan menjadi 99,9 persen pada akhir tahun 2019.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, kita harus mengejar rasio eletrifikasi nasional di akhir tahun 2019 ini menjadi sekitar 99,9 persen. Ini sebenarnya jauh lebih tinggi dari pada target semula yang kita jalankan bersama diakhir tahun 2014 yaitu, 97,5 persen, kita sudah berusaha mempercepat paling kurang 1 sampai 2 tahun kedepan,” kata Jonan.
Proyek PLTU Cilacap Ekspansi dikembangkan oleh anak perusahaan PLN, yakni PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dengan saham sebesar 49% dan juga dikembangkan oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dengan saham 51%.
Dengan tambahan 660 MW untuk sistem Jawa Bali ini, diperkirakan PLN bisa melayani tambahan pelanggan baru hingga 682.000 pelanggan rumah tangga.
Hadir mendampingi Presiden dalam peresmian ini Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Negara BUMN, Rini Sumarno.