Jakarta, TAMBANG – Demi menunjang kelancaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral menerapkan sistem kelistrikan dengan dero down time. Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar menuturkan, sistem tersebut ditujukan agar selama pertandingan berlangsung tidak terjadi gangguan seperti kedip listrik.
“Selama penyelenggaraan PON XX, dilakukan pengamanan operasi dengan dero down time . Artinya, keandalan pasokan listrik sangat dijaga agar tidak terjadi kedip listrik,” ujar Wanhar seperti dikutip dalam keterangan resmi, Senin (04/10).
Menurut Wanhar, dero down time dilakukan dengan sistem switching suplai listrik yang dilengkapi automatic changeover switch. Sistem ini juga menempatkan backup berlapis yang meliputi minimal dua layer pasokan cadangan, yaitu melalui uninterruptible power supply dan mobile genset yang telah berhasil diuji.
Selain itu, ESDM juga kata Wanhar, jauh hari sudah membangun infrastruktur ketenagalistrikan untuk mensukseskan ajang olahraga empat tahunan ini. Adapun anggaran untuk membangun sarana kelistrikan tersebut sebesar Rp.308,8 Miliar dan telah dikerjakan sejak tahun 2020.
Wanhar mengatakan bahwa dalam upaya mensukseskan PON Papua ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PT PLN (Persero) untuk memastikan bahwa pasokan listrik aman dan terkendali. Menurut Wanhar, PLN telah proaktif mensosialisasikan Pasang Baru Multiguna.
“Pasang Baru Multiguna ini bersifat sementara sesuai kebutuhan bagi venue pertandingan maupun fasilitas penunjang/akomodasi non-hotel,” kata Wanhar.
Dalam koordinasi tersebut, PLN juga sudah menjamin ketersediaan listrik untuk dialirkan ke seluruh lokasi dan beberapa tempat strategis lainnya. Agar tidak terjadi miskomunikasi di lapangan, hasil rapat koordinasi ini sudah disampaikan ke panitia besar PON.
“Dalam rapat tersebut, PLN menyampaikan bahwa pasokan listrik telah dinyatakan siap 100% untuk memasok ke seluruh venue dan tempat strategis lainnya yang pelaksanaannya juga dikoordinasikan langsung dengan Panitia Besar PON,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut dari kerja sama ini, Wanhar menyebut bahwa Dirjen Gatrik dan PLN membentuk Tim Posko Monitoring Pasokan Listrik PON XX. Terhitung sejak H-1 dari pembukaan sampai dengan H+1 penutupan.
“Berdasarkan laporan Tim Posko shift 1 tanggal 1 Oktober 2021 hingga pukul 13.00 WIB, tidak ada gangguan sistem/subsistem yang menyebabkan pemadaman pada venue PON,” ucap Wanhar.
Wanhar kemudian merinci bahwa Sistem kelistrikan Jayapura memiliki daya mampu pasok 126,40 MW (cadangan 30,13 MW atau 23,8%), Sistem Timika 38,50 MW (cadangan 10,08 MW atau 26,18%), dan Sistem Merauke 48,51 MW (cadangan 25,71 MW atau 52,99%).
Adapun kesiagaan pengamanan pasokan listrik PON XX Papua dilaksanakan mulai 18 September-15 Oktober 2021. Melibatkan sebanyak 1.574 personil dan tersebar di empat kota/kabupaten yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke dan Kabupaten Timika.