Jakarta, TAMBANG – Kontraktor pertambangan terkemuka, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) meraih sertifikasi kompetensi ruang lingkup skema Rescue, Konservasi Energi dan Overhead Crane Operation dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) ini, menjadi perusahaan pertama yang memiliki sertifikasi kompetensi di bidang tersebut.
Komisioner BNSP, Adi Mahfudz mengapresiasi aksi yang dilakukan PAMA terkait uji kompetensi keprofesian di bidang tanggap darurat, konservasi energi dan operator crane ini.
“Kami BNSP mengapresiasi dan menyambut baik langkah-langkah PAMA, terutama yang saat ini melakukan witness sertifikasi kompetensi khususnya di bidang rescue, konservasi energi dan seterusnya,” ungkap Adi dalam Penyaksian Uji (Witness) Sertifikasi Perdana dan Serentak di PAMA CCOS, Cileungsi, Bogor, Senin (10/6).
Adi menjelaskan, sebelum tahap Penyaksian Uji, pihaknya sudah memastikan semua kelengkapan yang diajukan PAMA sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku. Termasuk fasilitas yang diuji kompetensikan sudah dipastikan lengkap oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PAMA.
“Sebelum kita lakukan Witness atau penyaksian dari BNSP untuk memastikan sejauh mana langkah demi langkah, tahap demi tahap itu, memang sudah dilakukan (PAMA),” jelas Adi.
Menurutnya, uji kompetensi yang dilakukan PAMA tidak hanya berbasis teori saja, tapi diimplementasikan dengan aksi nyata. Hal ini dia temui beberapa kali saat menyaksikan langsung proses sertifikasi profesi-profesi sebelumnya.
“PAMA juga selalu melakukan perilaku-perilaku secara realistis. Jadi tidak sekadar teori saja. Kebetulan kami juga beberapa kali menyaksikan termasuk di jobsite. PAMA benar-benar mengimplementasikan apa yang menjadi pijakan-pijakan dasar yang sudah dituliskan. Dipastikan sama PAMA bahwa itu sudah dilakukan pekerjaannya,” beber dia.
Kepala LSP PAMA, Priyo Hadi Susananto menyebut Penyaksian Uji (Witness) merupakan proses akhir dari pengajuan skema atau ruang lingkup sertifikasi. Kata dia, kali ini ada 10 skema yang mendapat sertifikasi dari BNSP.
“Ada 10 skema yang disaksikan oleh BNSP sebagai proses terakhir pengajuan skema atau ruang lingkup sertifikasi,” jelas Priyo.
Lima skema di antaranya masuk pada bidang rescue yakni Petugas P3K, Pemadam Kebakaran, Penyelamat Pratama, Penyelamat Muda dan Penyelamat Madya Tingkat I. Adapun ruang lingkup skema Konservasi Energi yaitu Manajer Energi, Auditor Energi dan Verifikasi dan Pengukuran Energi. Dua lagi yaitu sertifikasi pada skema Overhead Crane Operation dan Operator Ekskavator PC 2000.
“Adapun 10 skema itu adalah Rescue ada 5 skema, Konservasi Energi ada 3 skema, satu Overhead Crane dan satu skema Ekskavator PC 2000,” ungkapnya.
Dengan adanya sertifikasi 10 skema anyar tersebut, kini PAMA memiliki 134 skema profesi yang sudah disertifikasi oleh BNSP. Menurut Priyo, PAMA menjadi perusahaan pertama yang memiliki sertifikasi pada bidang ini.
“Untuk operator alat berat kita adalah yang pertama, itu sejak tahun 2013. Saya yakin di industri swasta terkait dengan skema konservasi energi dan rescue itu adalah yang pertama,” jelasnya.
SHE Operation 2 Manager PAMA, Yopie Jefriska menyebut bahwa selama ini perusahaan komitmen melakukan standar kompetensi kerja sesuai kebijakan pemerintah. Termasuk mengikuti Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
“Alhamdulillah kita dari PAMA selama ini sudah mengikuti dari awal, kita bikin SKK Khusus, SKKNI dan lain-lain. Ini sangat penting bagi kita ya. Kita banyak kompetensi (yang disertifikasi kali ini), khususnya rescue dan konservasi energi yang kita development,” tutur Yopie.
Menurut dia, 10 skema baru yang disertifikasi tidak lepas dari kebutuhan industri tambang yang dari hari ke hari semakin berkembang. Karena itu, dibutuhkan metode mutakhir khususnya di bidang Emergency Response Team (ERT) agar operasi pertambangan tetap berjalan dengan aman dan selamat.
“Kalau di tambang, rescue itu berkembang. Emergency response itu berkembang. Tambang itu semakin dalam ada metode baru untuk kita development pada proses penyelamatan karena (medannya) sangat menantang. Jadi di PAMA kita bangun skemanya, nanti kita ajukan uji kompetensinya ke BNSP,” jelasnya.
Tak sampai di sini, PAMA juga kata Yopie akan melaksanakan uji kompetensi pada skema Compartment Fire Behaviour Facility yang diresmikan Direktur Teknik dan Lingkungan, Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi akhir tahun lalu. Perusahaan yang memiliki fasilitas pelatihan untuk menjinakan api di dalam ruangan ini baru PAMA.
“Kita satu-satunya perusahaan yang punya Compartment Fire Behaviour Facility. Nah, kedepan kita akan melakukan kompetensi itu dan mudah-mudahan bisa juga untuk yang lain. intinya bisa bermanfaat untuk bangsa lah,” pungkasnya.