TAMBANG, JAKARTA. REPSOL, perusahaan energy dari Spanyol menandatangani kontrak dengan BUMN National Iranian Oil Company (NIOC), untuk dapat mengimpor minyak lebih banyak dari Iran.
Kantor berita Iran, Tasnim hari ini melaporkan, Repsol akan membeli 1 juta barel minyak untuk pengiriman Juli ini. Penjualan ke Spanyol itu akan membuat ekspor minyak Iran ke Eropa menjadi dua kali lipat. Sebelumnya, perusahaan energi dari Spanyol, Cepsa, juga meneken kesepakatan untuk membeli minyak mentah dari Iran.
Ekspor minyak mentah Iran saat ini sudah mendekati volume sebelum pengenaan sanksi, yakni sekitar 2,5 juta barel per hari. Angka itu didapat kantor berita Reuters yang menghubungi para pedagang minyak. Pada 14 Juni, Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh, mengumumkan bahwa ekspor minyak Iran sudah menembus 2 juta barel.
Salah satu yang dilakukan Iran untuk menambah produksinya adalah lewat kerjasama dengan perusahaan luar, termasuk Indonesia, yang akan berinvestasi langsung di sumur minyak. Pekan lalu Pertamina mengumumkan akan menandatangani kesepakatan dengan BUMN National Iranian Oil Company untuk menembangkan dua ladang minyak dan blok gas di Iran.
Masuknya Pertamina ke Iran merupakan lanjutan dari langkah sebelumnya. Pada Mei lalu, Pertamina membuat perjanjian dengan NIOC untuk membeli 600.000 ton LPG.
Dengan adanya kesepakatan untuk membeli sumur minyak dan blok gas, Pertamina memiliki hak untuk mengakses data terhadap empat blok. ‘’Dua dari empat blok akan dievaluasi berdasar studi awal. Dari empat tersebut, dua blok menjadi prioritas kami,’’ kata Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam.
Pertamina berharap bisa mendapatkan produksi 30.000 barel per hari. Belanja modal yang ditargetkan mencapai US$ 5,31 miliar, tahun ini. Pertamina pernah berminat untuk masuk ke sumur minyak lepas pantai Laleh. Tetapi rencana itu dibatalkan, setelah Iran mendapat sanksi dari PBB.