Balikpapan – TAMBANG. Investasi di Kalimantan Timur masih didominasi eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan seperti sektor pertambangan, terutama batu bara dan migas. Sementara sektor lainnya belum tumbuh secara signifikan.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyarankan agar pemda mendorong investasi yang memberikan nilai tambah, terkait dengan potensi yang dimiliki oleh Kaltim.
Menanggapi hal ini, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan pihaknya sudah memulai melakukan transformasi ekonomi dari pertambangan ke sektor sumber daya terbarukan seperti pertanian, perkebunan dan industri pengolahan berbasis sumber daya alam lokal.
“Kaltim tidak bisa bergantung dari tambang, kami sudah siapkan transformasi itu,” ungkapnya, seperti yang dikutip Bisnis.com, Senin (4/5).
Namun perekonomian Provinsi Kalimantan Timur tetap menjanjikan meskipun kinerja sektor pertambangan tengah terpuruk. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan rasio investasi Kaltim pada 2014 tercatat lima besar nasional.
Rasio investasi dikatakan Franky merupakan gambaran bagaimana peran Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap arus investasi yang masuk ke daerahnya. Selain itu juga menggambarkan seberapa besar kepastian hukum, jaminan keamanan dan stabilitas ketenagakerjaan bagi sebuah investasi yang masuk di daerah tersebut
Franky mengatakan rasio investasi Kaltim mencapai 40% atau masuk dalam jajaran lima besar nasional. Rasio investasi Kaltim berada di bawah DKI Jakarta yang tercatat sebesar 67%, Jawa barat 58% dan Jawa Timur 41%.
“Kaltim termasuk yang baik skala nasional, hanya terpaut dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur,” katanya.