Jakarta, TAMBANG – Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) 2023 ke-20 menyisakan banyak rentetan kegiatan dan catatan prestasi yang membanggakan.
Ajang tahunan berskala nasional ini berlangsung selama 12 hari dari 1-12 September 2023. Bertempat di dalam area konsesi PT Borneo Indobara (PT BIB), Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan.
Terlihat jelas antusiasme dan kesiapan dari 24 tim peserta yang mengikuti ajang kompetisi akbar bidang penyelamatan ini.
Sebelum challenge dimulai, tim-tim peserta dikumpulkan untuk melaksanakan apel pagi yang berlokasi di kawasan Fire Ground Kusan (FGK), PT BIB, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Selain Libatkan Masyarakat Lokal, IFRC 2023 Juga Hadirkan Tantangan Berbeda
Unjuk Kemampuan di Seri Pertama
Challenge seri pertama dilaksanakan selama dua hari yakni 3-4 September 2023, meliputi structural fire fighting (SFF), confined space rescue (CSR), dan mud rescue (MDR).
1. Structural Fire Fighting (SFF), merupakan upaya penanganan kebakaran yang ditujukan untuk melawan dan memadamkan kebakaran di dalam bangunan atau struktur tertentu.
SFF ini melibatkan tindakan pemadaman api, evakuasi orang-orang yang berada di dalam bangunan, dan perlindungan terhadap properti yang terancam oleh kebakaran.
Challenge Scenario SFF dilakukan dengan adanya informasi kebakaran dari seorang karyawan melalui radio handy talky kepada petugas fire & emergency service (ERT).
Informasinya terkait dengan adanya asap yang terlihat keluar dari celah pintu salah satu ruangan kerja. Karyawan berusaha membuka pintu tempat kejadian namun terkunci dan suhu semakin memanas.
Masalah lain, komunikasi terputus karena hilangnya jaringan kontak sehingga menyulitkan tim rescue.
2. Confined Space Rescue (CSR), yaitu upaya penyelamatan yang dilakukan dalam ruang terbatas, seperti halnya tangki, sumur, saluran pipa, terowongan, ataupun ruang lain yang sulit diakses dan berpotensi berbahaya bagi pekerja atau individu yang terjebak di dalamnya.
CSR melibatkan tindakan penyelamatan yang kompleks dan teknis untuk mengeluarkan orang yang terperangkap di dalam ruang terbatas tersebut dengan aman.
3. Mud Rescue (MDR), yakni tantangan yang berlatar belakang proses penambangan namun menghasilkan lumpur cair dari kolam penampungan (sump) di lokasi penambangan. Nantinya, lumpur itu akan dibuang ke area pembuangan khusus (disposal).
Proses pengurasan lumpur cair dalam pertambangan terbilang pekerjaan kritis (highrisk) karena potensi kecelakaan kerja yang tinggi hingga menyebabkan kematian (fatality). Catatan fatality yang pernah terjadi seperti unit yang masuk ke dalam kolam pembuangan lumpur.
Dalam beberapa kasus, potensi masuknya unit ke area pembuangan lumpur dikarenakan tidak adanya perhitungan stabilitas konstruksi. Padahal, ada aturannya dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827/K30/MEM/2018.
Keseruan pada Seri Kedua
Challenge seri kedua dilaksanakan pada hari ke lima. Tantangan yang dihadirkan pada seri ini yaitu firefighter competence test (FCT). Tantangan ini terdiri dari dua bagian yaitu written test dan skill test yang dilakukan secara berurutan kepada seluruh tim peserta.
FCT merupakan sebuah tes yang dirancang untuk menguji kompetensi dan keterampilan petugas pemadam kebakaran. Objek korban dalam tantangan ini tidak lagi menggunakan boneka, melainkan manusia langsung.
Pada written test, peserta diberikan pertanyaan dan soal-soal tentang pengetahuan rescue. Sedangkan, untuk skill test mewajibkan peserta menunjukkan keahliannya dalam menggunakan alat tanggap darurat, serta kecakapannya dalam melakukan pertolongan pertama sebelum ditindaklanjuti oleh tim medis.
Meski matahari cukup terik, rescuer masih bersemangat untuk berjuang menyelesaikan challenge tersebut. Tidak mau kalah, tim juri juga senantiasa fokus mendampingi dan memberikan nilai pada aksi yang dilakukan oleh tim-tim peserta.
Seusai rangkaian challenge seri kedua, para peserta dipersilahkan untuk rehat dengan hiburan live music di panggung FGK. Memulihkan energi dan bersiap mengikuti kompetisi di hari esok.