Jakarta – TAMBANG. Sebagai perusahaan yang telah memberikan solusi penjualan dan layanan alat berat hingga solusi di bidang pertambangan dan energi sebagai pelengkap value chain, PT Intraco Penta, Tbk. (INTA) melanjutankan strategi transformasi usaha ke bisnis infrastruktur.
Langkah INTA memasuki bidang pembangunan pembangkit listrik swasta, atau Independent Power Producer (IPP) kini semakin terwujud. Sesuai visi yang diusungnya yaitu, mengembangkan ekonomi lokal.
Melalui Entitas Anak bernama PT. Inta Daya Perkasa, INTA telah membentuk perusahaan patungan dengan Power Construction Corporation of China (PCCC group) guna mendirikan PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) yang telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (Power Purchase Agreement /PPA) dengan PT PLN (Persero) pada 25 November 2015.
Bertempat di Bengkulu, Senin (18/4) TLB menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (MoU) dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC untuk memulai kerjasama dalam pembangunan dan pengoperasian power plant serta fasilitas pendukung lainnya di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
Kerjasama dengan IPC mencakup pemanfaatan lahan untuk pembangunan PLTU dan fasilitas penunjang lainnya, kerjasama pengawasan pembangunan dan pengoperasian fasilitas pelabuhan (jetty) bongkar muat batu bara serta kerjasama pelaksanaan pekerjaan bongkar muat batubara untuk memasok PLTU.
Petrus Halim, Direktur Utama INTA yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama TLB, mengungkapkan, ”Kami ingin senantiasa ingin berkontribusi untuk Provinsi Bengkulu sebagai bagian dari program pemerintah atas pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt”.
Hal ini menunjukan adanya sinergi swasta dalam membangun Indonesia dengan bekerjasama dengan tiga kekuatan dari pemerintah yaitu PLN, IPC serta Pemerintah Provinsi Bengkulu.
“Harapannya dampak ekonomi dari rencana pembangunan PLTU ini akan berlanjut ke sektor ekonomi lain di Provinsi Bengkulu dimana akan menjadi bagian dari visi INTA dalam mengembangkan ekonomi masyarakat lokal di Indonesia,” ungkap Petrus.
Hadir juga dalam acara penandatangan MoU antara lain, Gubernur Bengkulu, H. Ridwan Mukti, serta Plt. Direktur Utama Pelindo II (Persero), Dede R.Martin.
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara dengan kapasitas 2×100 MW ditargetkan akan selesai pembangunannya pada akhir 2019 guna meningkatkan suplai energi listrik di wilayah Sumatera, khususnya Bengkulu.
Sedangkan total investasi untuk proyek ini diperkirakan sekitar USD360juta yang akan didukung pendanaan dari perbankan serta modal TLB sendiri.
Petrus menambahkan, “Masalah lahan adalah langkah awal dalam rencana pembangunan PLTU, dan hal ini sudah diselesaikan dengan dukungan IPC dan Pemerintah Provinsi Bengkulu, Kami berharap tahap awal yang baik ini akan melancarkan jalan penyelesaian proyek PLTU pertama di Bengkulu ini”.
Ke depan, INTA akan terus mengembangkan berbagai kerjasama dengan pemerintah, mitra usaha dan pelanggan guna memberikan solusi total dalam pengembangan ekonomi lokal melalui kolaborasi yang saling menguntungkan sambil terus melakukan efisiensi dan inovasi agar INTA tetap sustainable.