Jakarta,TAMBANG,-Perusahaan tambang timah plat merah PT Timah,Tbk (TINS) tengah dalam sorotan. Ini terkait dengan kasus korupsi tata niaga timah yang sampai sekarang sudah ada 16 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Saat ini proses penegakan hukum pun tengah berlangsung.
Namun ada sisi lain dari kejadian ini. Direktur Utama PT Timah,Tbk Ahmad Dani Virsal menyebutkan kejadian ini telah membuat banyak pihak memperhatikan BUMN timah ini. “Kejadian di pertambangan timah saat ini dan melibatkan PT Timah,Tbk telah mengundang banyak perhatian sehingga kami merasa bahwa tidak sendirian,”terang Ahmad Dani kepada awak Media dalam acara Buka Puasa Bersama di Jakarta (3/4).
Ahmad Dani kemudian menerangkan beberapa langkah yang diambil Manajemen sebagai bagian dari pembenahan. “Kami melihat baik dari sisi internal maupun eksternal memang harus ada pembenahan. Program recovery sudah kami susun untuk segera memperbaiki kondisi perusahaan, memperbaiki tata niaga pertimahan dan bagaimana kami berusaha meski belum bisa menjadi penentu harga tetapi setidaknya membuat harga komoditas timah lebih baik,”tandasnya.
Ia mengakui bahwa diparuh kedua tahun lalu perusahaan menghadapi situasi sulit diantaranya karena produksi timah tidak memenuhi target. Dalam situasi yang sulit tersebut kemudian muncul kasus yang sangat menyita perhatian ini. Kejadian ini menurut Dani merupakan solusi atau terobosan dari Aparat Penegak Hukum untuk membantu memperbaiki tata kelolah pertimahan Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi langkah Aparat Penegak Hukum karena tidak banyak yang bisa dilakukan PT Timah,Tbk tanpa dukungan APH. Kita pahami sudah begitu lama penyakit ini dan begitu lebar stadiumnya yang membuat kami sendiri bingung bagaimana cara memperbaikinya. Alhamdulilah dalam 3 bulan terakhir ditemukan. Selain itu secara internal kami juga melakukan berbagai upaya perbaikan,”terangnya lagi.
Dani kemudian menyebut ada tiga hal yang dilakukan saat ini. Pertama dari sisi Operasi. Manajemen melihat kembali apa saja yang menjadi keluhan selama ini dan melakukan perbaikan. Sejauh ini sudah ada perbaikan diantaranya metode pekerjaan yang kita ubah. Kemudian lebih selektif terhadap peralatan dengan memilah mana yang masih ekonomis dan mana yang sudah tidak ekonomis.
“Saya sangat senang teman-teman di Divisi Operasi berupaya maksimal untuk menjadi lebih baik. Tentunya tidak bisa sendiri, internal pun tidak bisa melakukan perbaikan tata kelola dan tata niaga pertimahan nasional dan butuh bantuan dari eksternal,”terang Dani.
Ia pun menegaskan bahwa perbaikan tata kelola timah sangat penting dan akan mempengaruhi pasokan timah ke pasar global. “Itu yang menyebabkan harga logam juga ikut naik. Tentu dengan harga yang lebih baik, maka ada banyak hal yang bisa kami lakukan untuk menjadi lebih baik. Dari yang tadinya tidak ekonomis menjadi lebih ekonomis kalau harga timahnya membaik,”terangnya lagi.
Hal Kedua adalah bagaimana memperbaiki budaya kerja. Untuk hal ini menurut Dani harus dimulai dari internal PT Timah,Tbk dan tidak bisa berharap dari orang lain. “Saya selalu mengatakan pada karyawan PT Timah,Tbk bahwa yang paling mengetahui permasalahan adalah kita. Mencari solusinya juga kita. Tidak bisa berharap dari orang lain. Asal mau saja, pasti bisa,”tandasnya.
Dani yang baru enam bulan dilantik sebagai Dirut ini juga memastikan perubahan budaya kerja yang akan terus digaungkan. “Perubahan ini menjadi penting, karena mungkin selama ini orang berjalan seperti biasa sehingga kondisi krisis menjadi tidak kelihatan. Sense of Crisis-nya kurang dirasakan. Meski demikian kami yakin rasa memiliki para karyawan pada perusahaan ini masih sangat kuat. Itulah modal utama untuk meakukan perubahan. Perubahan itu harus dari kita. Kita yang jadi role model,”tandasnya lagi.
Hal ketiga, perbaikan tata kelola, regulasi sampai ke SOP yang disesuaikan. “Kami melakukan revisi dan reorganisasi. Jangan sampai zona nyaman itu menyempit. Kita lebarkan karena kalau menyempit itu bisa membuat kami jadi pasif. Efisiensi menjadi salah satu yang didorong dan menjadi bagian dari perubahan budaya kerja,”terangnya lagi.
Kemudian Dani juga menjelaskan bahwa baru baru ini juga telah melakukan reorganisasi sebagai bagian dari upaya perubahan. Lewat reorganisasi diharapkan akan ada percepatan pengambilan keputusan, garis komando yang jelas dan bisa melakukan efisiensi. Salah satu yang dilakukan terkait dengan Unit Penambangan Laut Bangka. Selama ini kantornya ada di Utara sementara Kapalnya bergerak ke selatan.
“Ini yang kemudian dievaluasi dan diputuskan untuk dibagi menjadi dua yakni Unit Bangka Selatan dan Unit Bangka Utara. Sehingga diharapkan koordinasinya makin mudah dan keputusannya pun lebih cepat. Saat ini mungkin belum kelihatan perubahan. Tetapi ke depan mungkin akan lebih kelihatan. Sekarang pun dalam tiga bulan pertama ini sudah mulai kelihatan ada perbaikan. Mungkin belum optimal tetapi setidaknya indikasi perbaikan itu sudah mulai nampak,”tutup Ahmad Dani.