Jakarta,TAMBANG, PT Pertamina (Persero) hari ini telah menyelenggarakan RUPS. Salah satu agenda penting dari rapat para pemegang saham tersebut terkait dengan struktur organisasi baru dari perusahaan energi plat merah ini. Ada perubahan struktur organisasi baik dari jumlah direksi maupun terbentuknya subholding.
Dijelaskan bahwa sesuai roadmap transformasi BUMN yang telah disusun sejak tahun 2016, hasil RUPS Pertamina kali ini melanjutkan proses transformasi dan pembentukan Holding BUMN Migas. Proses transformasi sendiri sesungguhnya telah dijalankan sejak diterbitkannya roadmap berupa Buku Putih Pembentukan Holding Migas di bulan Januari 2018. Tujuan tidak lain untuk menciptakan kemandirian, kesejahteraan, keberlanjutan, pemerataan dan kesetaraan BUMN.
Dalam RUPS hari ini disepakati perubahan organisasi sekaligus susunan Direksi Pertamina. Pemegang saham menetapkan perubahan struktur organisasi Direksi yang semula 11 orang menjadi 6 orang dan beberapa diantaranya juga mengalami perubahan nomenklatur.
Adapun struktur baru Direksi Pertamina terdiri atas :
1. Direktur Utama : Nicke Widyawati
2. Direktur Sumber Daya Manusia : Koeshartanto
3. Direktur Keuangan : Emma Sri Martini
4. Direktur Penunjang Bisnis : M. Haryo Yunianto
5. Direktur Logistik & Infrastruktur : Mulyono
6. Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha : Iman Rachman
Sementara direktorat operasional yang sebelumnya ada di Pertamina akan masuk ke dalam beberapa subholding yang telah dibentuk, yaitu subholding Upstream, subholding Refinery & Petrochemical, subholding Commercial & Trading, subholding Power & New and Renewable Energi serta Shipping Company. Semua subholding tersebut akan menjalankan bisnis bersama dengan subholding Gas yang sebelumnya telah terbentuk di bawah Pertamina melalui PT Perusahaan Gas Negara,Tbk sejak tahun 2018.
Lewat perubahan ini, tugas Pertamina sebagai holding akan diarahkan pada pengelolaan portofolio dan sinergi bisnis di seluruh Pertamina Grup, mempercepat pengembangan bisnis baru, serta menjalankan program-program nasional. Sementara subholding akan menjalankan peran untuk mendorong operational excellence melalui pengembangan skala dan sinergi masing-masing bisnis, mempercepat pengembangan bisnis dan kapabilitas bisnis existing serta meningkatkan kemampuan dan fleksibilitas dalam kemitraan dan pendanaan yang lebih menguntungkan perusahaan.
Dari struktur baru juga Pertamina diharapkan dapat menjadi lebih agile (lincah), fokus dan cepat dalam pengembangan kapabilitas kelas dunia di bisnisnya masing-masing. Pada akhirnya dapat mengakselerasi pertumbuhan skala bisnis untuk menjadi perusahan global energi terdepan dengan nilai pasar USD100bn serta menjadi penggerak pengembangan sosial di tahun 2024.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina akan memanfaatkan momentum new normal yang menuntut Pertamina menjalankan bisnis dengan cara baru untuk mendapatkan hasil terbaik. Dengan perubahan organisasi tersebut, portofolio bisnis Pertamina di masa depan akan lebih luas dan bergerak ke pengembangan usaha di luar rantai nilai energi konvensional, seperti energi baru terbarukan, bahan bakar nabati dan teknologi digital.
“Ini merupakan bagian transformasi bisnis, sebagaimana beberapa perusahaan energi kelas dunia lainnya berhasil lakukan untuk meningkatkan nilai perusahaannya, seperti Total, ExxonMobil dan Petronas. Seluruh proses perubahan ini akan dilakukan secara sistematis melalui roadmap yang telah disusun dengan best effort dan bersungguh-sungguh untuk menjaga kelangsungan hubungan kerja dengan seluruh pekerja Pertamina” terang Fajriyah di Jakarta, Jumat (12/6).
Fajriyah menegaskan, transformasi ini memerlukan pembaharuan organisasi, budaya kerja, mindset dan talenta, agar tujuan dan target dapat tercapai. Dengan dukungan semua pihak, Pertamina berharap aspirasi sebagai global energy champion akan segera terwujud.