Jakarta, TAMBANG – Api Asian Games (AG) Tahun 2018 di Stadion Gelora Bung Karno (SGBK) Senayan, Jakarta, terus menyala-nyala dan tak boleh berhenti hingga penutupan pada 2 September 2018 nanti. Bagaimanakah cara menjaga api tersebut terus menyala?
“Penting untuk menjaga kesediaan energi pada gelaran Asian Games 2018 yang turut dihadiri delegasi dari 45 negara Asia ini. Salah satunya energi yang digunakan untuk api kualdron yang harus terus menyala hingga penutupan nanti,” ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dalam keterangan resminya, Selasa (21/8).
Agung menuturkan, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan menyalurkan gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG). “Seperti disampaikan PGN, Produk CNG milik PGN yang diberi nama Gaslink akan disediakan oleh anak usaha PGN yaitu PT Gagas Energi Indonesia (“Gagas”),” ujar Agung.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama dalam keterangan resminya mengungkapkan, untuk api Asian Games ini, tabung CNG berisi gas bumi yang telah dikompresi hingga 200 bar dibawa menggunakan gas transport module (GTM) ke dekat lokasi kualdron.
Setidaknya ada empat buah GTM ukuran 20 feet dan 10 feet yang digunakan. Empat truk pengangkut CNG itu dilengkapi dengan Pressure Release Device, yaitu alat yang berfungsi melepaskan gas secara langsung ketika terjadi benturan atau panas yang berlebih.
Untuk memberi tambahan pengamanan, dioperasikan pula dua buah Pressure Reduction System (PRS) dengan kapasitas masing-masing 1000 m3/jam dan 300 m3/jam yang sudah dilengkapi dengan Pressure Safety Valve. Alat ini berfungsi untuk melepaskan tekanan berlebih pada PRS dan shutdown valve yang dapat ditutup secara manual ketika terjadi kebocoran.
“Gagas akan memastikan api di kualdron berwarna merah menyala dan terus hidup dengan menyiagakan tim operator selama 24 jam. Kami telah melakukan serangkaian tes untuk menjamin hal tersebut, pada pagi, siang, sore, dan malam hari dengan simulasi berbagai kondisi cuaca,” kata Rachmat.
Berdasarkan tes yang telah dilakukan, total kebutuhan gas untuk menghidupkan api kualdron mencapai 40.000 m3 dengan rincian 14.000 m3 untuk kualdron di dalam stadion dan 26.000 m3 untuk kualdron di luar stadion.
Penyaluran gas untuk kualdron utama kurang lebih selama dua jam acara pembukaan berlangsung. Sedangkan kualdron luar terus menerima gas selama pelaksanaan Asian Games.