Jakarta – TAMBANG. Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB) terpilih untuk menjadi tuan rumah perhelatan International Student Energy Summit (ISES) 2015. Ajang tersebut menjadi sebuah kesempatan untuk meningkatkan kepedulian kaum muda akan potensi dan permasalahan energi.
“Melalui konferensi ini, kami berharap dapat memperkenalkan potensi energi Indonesia kepada seluruh dunia,” ujar Tutuka Ariadji, guru besar ITB yang juga duduk sebagai salah satu anggota dewan penasehat tinggi ISES 2015, dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Rabu (14/1).
Ia menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan Indonesia dan ITB menyisihkan kandidat-kandidat tuan rumah lain. Pesaing yang ikut dalam proses seleksi sejak Juni 2013 adalah universitas bergengsi seperti Carnegie Mellon University (Amerika Serikat), Delft University of Technology (Belanda), serta perguruan tinggi lain dari Kanada, Arab Saudi, serta Rumania.
“Dengan adanya ISES 2015, para pemuda diharapkan dapat berkolaborasi untuk memanfaatkan potensi energi secara optimal,” ujar Tutuka lagi.
Rencananya, ISES 2015 akan digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, pada tanggal 10-13 Juni 2015. Perhelatan ini akan melibatkan lebih dari 800 peserta yang berasal dari 100 negara.
Tema yang diangkat kali ini adalah “Connecting the Unconnected”. Ini berlatar belakang pada kesenjangan dalam pemanfaatan dan pengembangan energi di negara maju dengan di negara berkembang. Pembahasan secara khusus juga akan menyorot upaya untuk mengurangi jarak kesenjangan tersebut.
“Ini adalah pertama kalinya acara ISES dilaksanakan di negara berkembang. Tentunya perspektif kita dalam memandang isu energi dan perubahan iklim berbeda dengan negara maju,” ujar Hilman Syari Fathoni, mahasiswa Teknik Geologi ITB yang mengetuai kepanitiaan ISES 2015.
Tiga kali gelaran ISES sebelumnya berturut-turut dilakukan di Calgary – Kanada (2009), Vancouver – Kanada (2011), dan Trondheim – Norwegia (2013). Gerakan mahasiswa peduli energi tersebut memang berawal dari University of Calgary, yang mendatangkan ahli dari seluruh dunia untuk memberi pengetahuan serta pembelajaran kepada kaum muda soal energi. Visi yang diusung Student Energy adalah menjadikan calon pemimpin global mampu mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan.
“Sebagai tuan rumah, kami pun mengagendakan topik-topik yang lekat dengan kondisi di Indonesia,” lanjut Hilman.
Salah satu sesi yang dijadualkan dalam ISES 2015 adalah “Energy in Indonesia: Opportunities and Challenges”. Selain itu, ada pula topik diskusi terkait perubahan tren bahan bakar fosil serta kaitannya dengan subsidi. Untuk bahasan energi terbarukan, panas bumi dikedepankan mengingat potensinya di Indonesia yang sangat melimpah.
Daftar pembicara yang akan dihadirkan meliputi Pemenang Nobel Perdamaian, Rajendra Pachauri; Jeffrey Sachs (pakar ekonomi dunia), Heinz Kopetz (Presiden World Bioenergy Association); Sri Mulyani (Direktur Bank Dunia); Ratu Rania Al-Abdulah (Ratu Yordania dan aktivis global; serta John Hofmeister (Ketua Citizens for Affordable Energy). Presiden RI sendiri diharapkan meresmikan acara ini dan menyambut tami kehormatan seperti Sekjen PBB Ban Ki Moon dan Sekjen OPEC Abdalla Salem el-Badri.
Supramu Santosa, tokoh perminyakan Indonesia dan pendiri PT Supreme Energy yang juga duduk sebagai anggota dewan penasehat tinggi ISES 2015, menggarisbawahi pentingnya pelaksanaan kegiatan ini.
“Anak-anak muda berbicara soal energi. Ini adalah sesuatu yang baru dan luar biasa. Kalau soal energi dibahas oleh politisi, birokrat, dan pengusaha, itu sudah biasa,” Supramu berujar.
Tokoh perminyakan lain yang didapuk menjadi dewan penasehat tinggi ISES 2015 adalah Abdul Hamid Batubara, Presiden Komisaris PT Chevron Indonesia. Menjawab pertanyaan Majalah TAMBANG, ia menceritakan soal perubahan paradigma yang perlu disosialisakan kepada generasi muda.
“Selama ini kita dininabobokan dengan paradigma negeri yang kaya raya. Tak perlu bersusah payah, karena segala sesuatu tersedia. Padahal kan kenyataannya semua sumber energi perlu dikelola dengan baik, beberapa jenis energi pun pasti akan habis,” jelasnya.
Karenanya, ia mengingatkan kaum muda untuk jeli melihat data dan fakta. Forum ISES adalah salah satu cara untuk memberikan edukasi, agar paradigma tersebut bisa bergeser dan sumber energi bisa dikelola dengan baik di masa depan.