Jakarta, TAMBANG – Lembaga kemasyarakatan milik PT Indika Energy, Indika Foundation berpartisipasi mengembangkan program pertukaran pelajar lintas agama. Misi utama program tersebut, menumbuhkan semangat toleransi di kalangan anak dan remaja.
Melalui program bernama “SabangMerauke” itu, sebanyak 20 pelajar dari berbagai daerah, dipilih dan diberangkatkan ke Jakarta. Mereka dipilih untuk tinggal bersama keluarga baru yang memiliki latar belakang agama, suku dan ras berbeda.
Chief Executive Officer (CEO) Indika Foundation, Azis Armand menuturkan, pihaknya mendukung program
ini karena dinilai selaras dengan misi Indika Foundation dalam pengembangan karakter bangsa yang sesuai dengan Pancasila, serta mempromosikan nilai-nilai perdamaian dan toleransi.
“Kita membutuhkan sebanyak mungkin anak-anak muda yang paham akar keberagaman bangsanya, oleh karenanya kami sangat support program ini yang dampaknya sangat penting untuk keberlangsungan bangsa dan negara,” ujar pria yang juga menjabat sebagai CEO dan Managing Director PT
Indika Energy itu dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (7/10).
Di kesempatan yang sama, Manager Kurikulum SabangMerauke, Adri Prima Lely menuturkan, hampir selama tiga pekan, setiap adik-adik terpilih yang mukim di rumah keluarga baru, dituntun belajar untuk memahami perbedaan dengan didampingi satu orang dari kalangan mahasiswa.
Adapun adik-adik SabangMerauke, rata-rata dalam rentang usia anak Sekolah Menengah Pertama.
Di pekan awal, mereka diajak berkunjung ke lima tempat ibadah di
Jakarta, meliputi Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Gereja Immanuel, Pura
Aditya Jaya, dan Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya.
Tak hanya berkunjung, mereka juga diperbolehkan untuk bertanya kepada para pemuka agama mengenai kebiasaan yang ada di suatu agama tertentu. Di program ini, adik SabangMerauke dibimbing untuk mengoreksi segala prasangka yang melekat pada suatu agama tertentu.
Lalu di pekan kedua, mereka diajak bertukar cerita dengan tokoh-tokoh inspiratif di Indonesia. Tokoh yang hadir
menginspirasi di antaranya Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani dan beberapa atlet paragames Indonesia.
“Diharapkan para tokoh ini dapat mengajak adik-adik SabangMerauke untuk bermimpi yang lebih tinggi
mengenai masa depannya,” tutur Adri.
Program SabangMerauke kemudian diakhiri di pekan ketiga dengan program pembinaan cara penyebaran
toleransi. Mereka diajak kritis terhadap penyebaran informasi di dunia maya, sekaligus belajar cara memproduksi cerita-cerita toleransi. Ini dipersiapkan sebagai bekal agar mereka dapat mempromosikan nilai-nilai toleransi sepulangnya ke daerahnya.
“Ketika pulang nanti mereka akan dapat bercerita tentang pengalamannya mengenai toleransi. Dan suatu
saat nanti, mereka juga bisa menjadi seorang pemimpin yang bisa menerima berbagai sudut pandang,” pungkas Adri.