Jakarta-TAMBANG. Pengembangan energi baru dan terbarukan semakin mendapat perhatian. Beberapa perusahaan
termasuk perusahaan tambang mulai menjajaki pengembangan energi baru dan terbarukan. Salah satunya PT Indika Energy Tbk (INDY) yang mulai melirik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Saat ini perseroan tengah melakukan studi terkait rencana pengembangan PLTS.
“Energi terbaru kita sudah mulai masuk, yang solar panel. Tapi ini kan takes time, kita harus tahu teknologinya bagaimana, lalu aturannya bagaimana. Sekarang masih study, sudah setahun,” demikian disampaikan Presiden Direktur Indika Arsjad Rasjid.
Arsjad mengakui bahwa pengembangan PLTS juga memerlukan dukungan regulasi yang tepat. Dengan demikian, diharapkan banyak pengembang yang tertarik berinvestasi PLTS.
“Pemerintah juga kan baru belajar. Harga tanah juga harus dipertimbangkan. Di kita kan kalau untuk membangun infrastruktur pasti masalahnya di harga tanah yang mahal. Memang ini yang harus di alligment antara pemerintah dan pelaku industri,” tandas Arsjad.
Pada tahun ini Indika menganggarkan dana sebesar US$ 88,1 juta untuk belanja modal (capital expenditure/capex).
Seperti diketahui Indika Energy adalah perusahaan energi terpadu yang melakukan investasi strategis di bidang sumber daya energi. Di sektor batu bara ada PT Kideco Jaya, PT Santan Batubara, PT Multi Tambangjaya dan PT Mitra Energi Agung. Sementara lini jasa energi dipegang PT Tripatra dan PT Petrosea selaku kontraktor pertambangan.
Selain itu Indika Energy grup juga berkecimpung di sektor infrastuktur energi dalam bidang transportasi, pelabuhan, logistik laut dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dioperasikan dan dipelihara oleh PT Cirebon Power dan PT Prasarana Energi Cirebon.
“Saat ini Indika Energy telah berhasil menstabilkan biaya operasi. Kinerja grup terdongkrak naik, beberapa lini perusahaan juga terus tumbuh, kami telah bangkit kembali,” pungkas Arsjad