Jakarta, TAMBANG- PT Indika Energy Tbk (INDY) membagikan deviden sebesar USD 60 juta kepada pemegang saham. Dividen tersebut setara dengan 74,9 persen dari laba bersih INDY sebesar USD 80,1 juta.
INDY telah membagikan dividen sebesar USD20 juta di bulan Desember 2018, dan Dividen final sebesar USD40 juta (USD0,007677 per saham) akan dibagikan pada 29 Mei 2019.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2018, Direktur Utama Indika Energy, Arsjad Rasjid menjelaskan, di tahun 2018 Perseroan terus melanjutkan momentum kinerja positif dengan mengoptimalkan operasi PT Kideco Jaya Agung (Kideco). Serta membangun sinergi dengan anak-anak perusahaan. Di tahun 2018, manajemen fokus pada kelancaran transisi setelah akuisisi Kideco dilakukan pada Desember 2017.
Pada tahun 2018, pendapatan INDY meningkat 169,7 persen dari USD1.090,8 juta pada tahun 2017 menjadi USD2.962,9 juta pada tahun 2018. Perseroan juga mencatat peningkatan laba inti sebesar 78,2 persen dari USD94,5 juta di tahun 2017, menjadi USD168,4 juta di tahun 2018.
Selain itu, Perseroan juga membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD80,1 juta dibanding USD335,4 juta, di periode yang sama di tahun 2017.
Menurut Arsjad, selama tahun 2018 hasil yang dicapai INDY melalui sinergi yang berkesinambungan terhadap efisiensi dan produktivitas di seluruh unit usaha sehingga mampu mendorong agilitas secara keseluruhan.,
“Selain itu, kami memastikan transisi operasional yang lancar di Kideco serta mengambil langkah untuk meningkatkan dan mendiversifikasi portofolio kami dengan berinvestasi di industri non-batu bara, melalui kemampuan kami yang telah terbukti di bidang pertambangan, digitalisasi, dan penciptaan pertumbuhan untuk industri nasional,” ungkap Arsjad di Balai Kartini, Kamis (25/4).
Sepanjang Kuartal 1 tahun 2019, Indika Energy membukukan pendapatan sebesar US$700,7 juta atau menurun 13,4% dibanding US$809 juta di periode yang sama di tahun sebelumnya. Perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$11,7 juta dan laba inti sebesar US$33,6 juta.
Sedangkan Kideco, di kuartal 1 tahun 2019 memproduksi batubara secara optimal dan sesuai target atau sekitar 24% (8,3 juta ton) batubara dari total target produksi 34 juta ton di tahun ini. Hal ini dikarenakan melemahnya harga batubara sehingga menyebabkan pendapatan Kideco menurun dan berakibat pada menyusutnya pendapatan perseroan.
Petrosea, Tripatra, dan MBSS menghasilkan performa positif sepanjang kuartal 1 2019. Petrosea membukukan pendapatan sebesar US$115,2 juta atau meningkat 28,6% dibanding US$89,5 juta di kuartal pertama tahun2018. Peningkatan Pendapatan juga terjadi pada Tripatra, yang berhasil membukukan pendapatan sebesar US$96,5 juta atau meningkat 60,1% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara itu, MBSS berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 45,3% menjadi US$20,9 juta, dan diikuti dengan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$1,5 juta, atau meningkat 127,3% dibanding rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$5,5 juta di kuartal 1 tahun 2018.