Beranda Batubara India Akan Stop Impor Batu Bara dalam Tiga Tahun

India Akan Stop Impor Batu Bara dalam Tiga Tahun

New Delhi, TAMBANG. MENTERI Sumber Daya dan Batu Bara India Piyush Goyal menegaskan kembali bahwa India tak akan lagi mengimpor batu bara termal, sesegera mungkin. Menurut harian India, Business Today, pemerintah pusat telah mematok sasaran pada 2019, BUMN Coal India mampu memproduksi batu bara 1 miliar ton.

 

 

Batu bara termal merupakan jenis batu bara yang selama ini digunakan untuk pembangkit listrik, atau untuk keperluan industri. Ekspor  batu bara Indonesia ke India didominasi batu bara termal.  Berdasarkan data ekspor batu bara 2014 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia mengekspor batu bara termal 37,48 juta ton, kedua setelah ekspor ke Cina yang mencapai 41,54 juta ton.

 

 

‘’Perusahaan-perusahaan India di masa lalu biasa mengimpor batu bara termal cukup banyak. Kami ingin benar-benar menghentikannya dua atau tiga tahun ke depan,’’ kata Menteri Piyush Goyal, akhir pekan lalu.

 

 

Tahun lalu, Institut untuk Ekonomi Energi dan Analisis Keuangan (IEEFA) mengatakan, ambisi Menteri Piyush Goyal untuk menghentikan batu bara termal jelas sangat layak, tapi batu bisa dimulai pada  2021-2022.

 

Apakah impor bakal distop pada 2019 atau 2022, bagi para pengusaha batu bara, keduanya merupakan berita buruk. India selama ini merupakan pasar andalan bagi eksportir batu bara. Demi menghemat devisa, India menggalakkan produksi batu bara dalam negeri. Selain itu, India juga tengah berusaha agar proyek barunya, seperti tambang Carmichael di Queensland, segera berproduksi.

 

 

Jelas ini berita kurang bagus bagi eksportir batu bara. Tahun lalu, Sekretaris Jenderal OECD juga mengatakan, investasi baru di bidang batu bara tak saja jelek bagi lingkungan, tapi investasinya sangat berisiko. Salah satu indikasinya adalah makin gencarnya gerakan divestasi di bidang energi batu baru.

 

 

Sebuah laporan pada Desember 2015 menunjukkan bahwa lebih dari 500 lembaga melakukan divestasi dari bisnisnya di energi fosil. Nilai totalnya US$ 3,4 triliun.

 

 

Masuknya sumber energi baru, seperti sel surya, membuat konsumsi batu bara semakin berkurang. Inilah yang terjadi di India dan Cina. Naiknya konsumsi listrik tidak dengan serta merta menaikkan kebutuhan batu bara, karena adanya pasokan dari sumber energi lain, yakni energi baru.

 

 

‘’Pemerintah yang lalu sudah menargetkan pemakaian energi surya 20.000 MW pada 2022. Tetapi kami ingin mencapai target itu lebih maju, menjadi 2017,’’ kata Menteri Goyal. Sebagai menteri sumber daya, Goyal juga menjabat sebagai menteri energi terbarukan.

 

Foto : Pemakaian energi surya di pedesaan India.