New Delhi—Jakarta, TAMBANG. PERMINTAAN batu bara oleh India meningkat, di tengah larangan Mahkamah Agung negara itu untuk membatalkan lelang blok tambang. Sebagai akibatnya, yang mendapat rejeki adalah para importir.
Pelabuhan di wilayah timur India, Kamarajar di Chennai, Krishnapatnam di Andhra Pradesh, dan Paradip di Odisha, menjadi pelabuhan yang paling banyak mendapat untung dari impor batu bara. Ketiga pelabuhan ini menangani impor batu bara lebih banyak, semenjak Pengadilan Tinggi Madras melarang Chennai Port Trust menangani impor bijih besi dan batu bara sejak September 2011.
Ketiga pelabuhan ini dari awal bulan hingga pekan ketiga Maret telah menangani sekitar 90 juta ton batu bara untuk segala keperluan.
Sebagian besar batu bara dari Pelabuhan Paradip, Kamarajar, dan Haldia ditujukan untuk pembangkit listrik yang dijalankan oleh Perusahaan Distribusi dan Pembangkitan Tamil Nadu. Pelabuhan Kamarajar diutamakan untuk menangani impor batu bara.
Tahun ini, Kamarajar telah mengimpor 23 juta ton, dibanding 22,50 juta ton tahun lalu. Sekitar 50% dari batu bara ditujukan untuk Tangedco, dan 30% untuk pembangkit swasta.
Pelabuhan Krishnapatnam menerima 30 juta ton batu bara dari Indonesia, Chile, Afrika Selatan, dan Australia. Tahun lalu, Krishnapatnam menerima 27 ton batu bara. Batu bara itu dikirim untuk pabrik baja, pembangkit listrik, dan pabrik kertas di sekitarnya.
Pelabuhan Paradip tahun ini mengimpor lebih banyak dibanding volume tahun lalu. Tahun ini ditargetkan yang ditangani mencapai 69 juta ton. Krishnapatnam akan menangani 40 juta ton (tahun lalu 35 juta ton), dan Kamarajar menangani 30 juta ton (tahun lalu 28,50 juta ton).
Foto: pelabuhan impor batu bara di India. Sumber: shippingtribune.com