Hong Kong, TAMBANG. IMPOR batu bara India akan bertambah setelah tahun 2020. Rencana Pemerintah India untuk menambah produksi lokal terhambat akibat keterbatasan infrastruktur.
Produksi diperkirakan menjadi 810 juta ton pada 2020, lebih kecil dibanding target produksinya, 1,5 miliar ton. Matthew Boyle, konsultan utama lembaga berpusat di Sidney, CRU, dalam laporannya yang disiarkan Bloomberg hari ini mengatakan, kurangnya produksi itu akan memicu terjadinya impor dari berbagai negara termasuk Australia, Afrika Selatan, dan Indonesia.
Tambang batu bara di India. Sumber foto: foreignpolicyblog.com
‘’Target Pemerintah India untuk menambah produksi lokal, untuk menciptakan kemandirian batu bara, merupakan ambisi yang besar. Tetapi kalau dilihat dari kerangka waktu yang ada, target itu sulit terpenuhi,’’ katanya. ‘’Ini akan menambah peluang bagi perusahaan perdagangan dari seluruh Asia, termasuk Indonesia, juga dari Australia, dan Afrika Selatan,’’ lanjutnya.
India merupakan negara penghasil sekaligus konsumen batu bara terbesar ketiga di dunia. Cadangannya cukup besar, tetapi terdapat jauh di dalam tanah dan di kawasan hutan. Diperlukan jaringan kereta api cukup panjang agar pengambilan batu bara itu efisien. Matthew Boyle memperkirakan, pada 2020 jaringan kereta api itu belum selesai dibangun.
Coal India Ltd, yang hingga kini masih memonopoli penambangan batu bara, menggunakan cara sederhana, yakni penambangan permukaan dan terbuka, sehingga sulit untuk mengambil batu bara di hutan maupun yang terletak jauh di bawah permukaan.
Sebagian besar pembangkit listrik India dibangun dekat pantai, memiliki pelabuhan dan sarana pembongkaran. Lebih dari 60% pembangkit listrik di India menggunakan bahan bakar batu bara.