Jakarta, TAMBANG – Indonesia Mining Institute (IMI) meluncurkan buku komoditas pertambangan mineral dengan judul ‘Bauksit Indonesia. Soft launching dilaksanakan di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (11/12).
Penulis Buku Bauksit Indonesia sekaligus Ketua IMI, Irwandy Arif menyampaikan karya ini bukan sekadar kumpulan informasi mengenai bauksit, tapi sebuah narasi utuh tentang potensi mineral yang terpendam di Indonesia.
“Buku Bauksit Indonesia yang saya persembahkan hari ini bukanlah sekadar sekumpulan informasi mengenai bauksit saja, melainkan sebuah narasi komprehensif tentang potensi tersembunyi yang terpendam di dalam bumi Nusantara,” ucap Irwandy.
Irwandy menjelaskan, bauksit merupakan mineral penting untuk membantu proses transisi energi nasional dimana cadangannya mencapai 3,1 miliar ton. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia pemilik cadangan bauksit keempat di dunia di bawah Guinea, Vietnam dan Australia.
“Bauksit kemungkinan terletak di daerah tropis salah satunya di indonesia dengan cadangan sebesar 3,1 miliar ton. indonesia menduduki peringkat keempat dunia, tepat di bawah Guinea, Vietnam dan Australia,” ucap Irwandy.
Sebaran bauksit RI sebesar 70 persen terletak di Kalimantan Barat (Kalbar). Sementara sisanya tersebar di Kepulauan Riau, Bangka Belitung (Babel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Baca Juga: PLN EPI Gandeng Pemda Probolinggo Manfaatkan Tanaman Multifungsi Jadi Biomassa Cofiring PLTU
“Bauksit di Indonesia terletak pada sebaran geografis yang unik, lebih dari 70 persen cadangan bauksit nasional terkonsentrasi di Kalimantan Barat. Sementara keberadaan di tambang wilayah lain seperti Kepulauan Riau, Kalteng dan Babel,” jelasnya.
Presiden Direktur Ceria, Abdul Haris Tatang mengapresiasi peluncuran Buku Bauksit Indonesia. Tatang berharap buku ini bisa menjadi ilmu yang bermanfaat untuk keberlangsungan industri pertambangan Indonesia.
“Tentu ini bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua untuk pertambangan kita. Tentunya bisa kita harapkan berbuah baik bagi bangsa kita terutama dalam bidang pertambangan. Sukses terus Prof Irwandy,” ujar Tatang.
Hal serupa disampaikan Wakil Ketua Indonesia Mining Association (IMA), Ezra Sibarani. Menurut Ezra, Buku Bauksit Indonesia menjadi buah pemikiran Irwandy yang berharga buat generasi mendatang untuk keberlangsungan dan keberlanjutan pertambangan bauksit di dalam negeri.
“Luar biasa buku ini, kita semua apresiasi dari asosiasi dan member-member kita. Bahwa pemikiran-pemikiran Prof Irwandy dapat diteruskan diwariskan kepada industri yang tidak akan pernah hilang dan itu akan berharga buat kita semua, sukses buat bukunya,” ucap Ezra.
Buku Bauksit Indonesia secara komprehensif membahas bauksit sebagai salah satu sumber daya alam yang memiliki peran krusial dalam mendukung era transisi energi. Penulis, melalui penelitian mendalam, berhasil memetakan potensi sumber daya dan cadangan bauksit yang melimpah di Indonesia.
Sebagai komoditas strategis, buku ini menguraikan secara lengkap pengembangan bauksit, mulai dari proses pembentukan dan kualitasnya, metode penambangan, pemanfaatan, hingga pengelolaan limbahnya.
Selain itu, buku ini juga menjelaskan pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Proses hilirisasi ini tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi bauksit, tetapi juga mengubahnya menjadi produk yang lebih kompleks dan bernilai.