Beranda Tambang Today Bursa Saham Imbal Obligasi AS Jadi Ujian Ketahanan Rupiah

Imbal Obligasi AS Jadi Ujian Ketahanan Rupiah

Jakarta, TAMBANG – Pergerakan USD kembali mengalami kenaikan, seiring penguatan imbal hasil obligasi AS. Rupiah yang diestimasikan  bergerak positif pada kisaran support Rp13.896 dan resisten Rp13.878 per dollar AS, masih harus diuji ketahanannya dari dampak kenaikan imbal hasil obligasi AS.

 

Analis Binaartha Institutional Research, pada Jumat (27/4), menjelaskan, tertembusnya imbal hasil obligasi AS hingga melewati batas psikologis 3 persen, membuat permintaan akan aset safe heaven meningkat. Laju USD pun terdongkrak naik.

 

Di sisi lain, permintaan akan USD yang meningkat juga disebabkan oleh melebarnya spread imbal hasil obligasi AS dan obligasi Jepang maupun Eropa, sehingga membuat mata uang JPY dan EUR cenderung melemah. Akibatnya laju USD kembali terapresiasi.

 

Sementara itu, upaya Menteri Keuangan (Menkeu) untuk menenangkan pasar dengan mengatakan pelemahan USD, harus bisa dimanfaatkan oleh ekonomi Indonesia.  Sementara, upaya Kementerian Perindustrian terhadap prioritas pengembangan sejumlah industri tertentu untuk menarik investasi, tampaknya belum sepenuhnya direspon positif. Sehingga sempat membuat laju Rupiah melemah. Namun demikian, jelang akhir perdagangan laju Rupiah mencoba menguat meski tipis.

 

Pergerakan positif Rupiah di akhir sesi memberikan peluang kenaikan lebih lanjut. Namun demikian, kenaikan tersebut kembali harus diuji ketahanannya, seiring masih adanya sentimen kenaikan imbal hasil obligasi AS. Seiring masih adanya kekhawatiran meningkatnya suku bunga The Fed.

 

Sementara itu, hasil dari pertemuan ECB yang tidak banyak mengalami perubahan dalam kebijakan moneternya, membuat fluktuasi EUR cenderung rendah dan membuat laju USD kian terapresiasi.

 

Tetap cermati dan waspada terhadap sentimen yang membuat laju Rupiah kembali tertahan kenaikannya.