Jakarta, TAMBANG – Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), PT Bukit Asam Tbk meresmikan museum batu bara di tanjung enim, sumatra selatan.
Soft launching dihadiri oleh Pejabat (Pj) Bupati Muara Enim Kurniawan, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompida), dan jajaran Direksi PTBA.
“Berbahagia sekali di hari yang baik ini, kami masyarakat Muara Enim mendapat kado spesial dari PTBA berupa sebuah kompleks Museum Tambang Batu Bara yang Insyaallah akan menjadi ikon kota wisata Tanjung Enim,” kata Kurniawan dalam sambutannya.
Sejak 2016, PTBA dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim memang telah mencanangkan Program Tanjung Enim Kota Wisata. Tujuannya agar Tanjung Enim yang merupakan kawasan tambang batu bara dapat menjadi destinasi wisata dan mandiri setelah kandungan batu bara sudah habis.
Salah satu langkah untuk mewujudkan Tanjung Enim menjadi kota wisata adalah pembangunan Museum Batu Bara Bukit Asam. Museum ini merupakan salah satu aset yang digunakan untuk menyimpan, mengoleksi, konservasi, riset, edukasi, maupun hiburan.
Ia menambahkan, pihaknya mendukung dan menyambut baik kehadiran museum pertama di Muara Enim ini. “Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Muara Enim, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepedulian PTBA terhadap pembangunan di Bumi Serasan Sekundang,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Produksi PTBA Suhedi menyatakan bahwa peresmian ini merupakan wujud komitmen PTBA dalam hal visi sustainability, khususnya pengelolaan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Kami berharap nantinya akan memberikan manfaat yang besar melalui pengelolaan yang baik dengan melibatkan unsur masyarakat,” kata Suhedi.
Museum Batu Bara diharapkan dapat menjadi landscape sekaligus objek wisata pendidikan bagi masyarakat Sumatera Selatan. Terdapat banyak edukasi dan informasi di dalamnya, seperti jenis-jenis batu bara, ruang kereta bawah tanah, alat-alat tambang yang digunakan pada masa lalu, ruang theater audio visual, hingga sejarah pimpinan Bukit Asam dari masa ke masa.
Melalui museum ini, para pengunjung dapat mengetahui sejarah pertambangan batu bara dari era kolonial sampai saat ini. Selain itu, kereta akan membawa pengunjung serasa di dalam tambang bawah tanah. Di kompleks seluas 4,5 hektar ini pun nantinya akan dibangun beberapa venue destinasi wisata yang ditujukan bukan hanya untuk masyarakat lokal sekitar Tanjung Enim.
beberapa tempat yang berpotensi menarik turis dari luar Tanjung Enim tersebut antara lain Goa Coal Park, Kolam Wisata, Gedung Seni, Gedung Pusat Kuliner, Plaza Air Mancur, dan beberapa miniatur ciri khas daerah Sumsel seperti Miniatur Benteng Kuto Besak, Pagoda Pulo Kemaro, Masjid Agung Palembang, Monpera, dan sebagainya. Kawasan ini telah didesain untuk mampu menampung wisatawan sekitar 200-300 orang per hari.
Tak hanya museum, PTBA pun sebelumnya telah membangun berbagai infrastruktur untuk mewujudkan cita-cita Tanjung Enim Kota Wisata. Di antaranya adalah Mini Zoo dan Jogging Track Tanjung Enim, hingga Taman Love. PTBA juga akan membangun Botanical Garden atau Taman Koleksi seluas 17 hektar untuk meningkatkan nilai tambah pada lahan pasca tambang.
“Kami perlu mengingatkan bahwa kompleks destinasi wisata ini agar sama-sama kita jaga dan kita kembangkan dalam mendukung program Tanjung Enim Kota Wisata. Kemudian juga perlu dilakukan pembinaan dalam hal peningkatan skill dan kompetensi dari sisi sumber daya manusia agar apa yang telah kita buat saat ini, dapat dikelola secara optimal sehingga memberikan manfaat yang besar dalam jangka panjang serta melahirkan Tanjung Enim yang unggul dan berdaya saing,” tegas Suhedi.