Jakarta, TAMBANG – Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Nanan Soekarna menekankan pentingnya sinergi dalam membangun industri nikel yang berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan Nanan dalam HUT ke-7 APNI di Jakarta, Rabu (6/3).
“Mari sama-sama kita bersatu kembali, solid dan bersinergi, tetapi tetap non konspiratif,” ucap Nanan.
Nanan juga mengajak semua stakeholder untuk mengawal isu-isu terkini yang terkait dengan nikel baik dari sisi hulu maupun hilir. Dia ingin memastikan program hilirisasi dan industrialisasi yang digalakkan pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah tetap berjalan dengan baik.
“Saya ingin mengajak bersama-sama agar kita punya komitmen bersama terhadap isu-isu yang ada, melupakan semua kepentingan,” ungkap Nanan.
Perihal persoalan hukum, Nanan menyampaikan bahwa pihaknya sudah menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelesaikan tindakan rasuah sesuai aturan yang berlaku.
“Bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), APNI mempunyai komitmen bersama untuk menyelesaikannya dengan solusi yang terbaik,” sambungnya.
Senada, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif menyebut dibutuhkan sinergi lintas sektor untuk menggenjot hilirisasi dan membangun industri nikel yang berkelanjutan.
“Tentunya kita ingin membangun dunia nikel Indonesia. Bukan hanya melalui APNI, tapi juga secara bersama-sama untuk menjaga keberlanjutan tambang nikel maupun hilirisasi,” ungkap Irwandy.
Industri nikel yang berkelanjutan adalah industri nikel yang berusaha untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Industri nikel berkelanjutan berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan polutan udara lainnya selama proses produksi.
Mengelola limbah dengan cara yang ramah lingkungan, seperti mendaur ulang limbah atau menggunakan teknologi canggih untuk mengurangi dampak limbah juga bagian dari prinsip industri berkelanjutan. Termasuk melibatkan masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi lingkungan dan kehidupan mereka.
Hal penting lain dari industri nikel berkelanjutan adalah meminimalkan ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan untuk mengurangi jejak karbon industri.
HUT ke-7 APNI mengusung tema “Bersatu Solid Sinergi Non Konspirasi. Turut hadir juga Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey, Direktur Pembinaan Program Minerba Ditjen Minerba KESDM, Julian Ambassadur Shiddiq, CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) sekaligus Ketum Forum Industri Nikel Indonesia (FINI), Alexander Barus, Direktur Utama Majalah TAMBANG, Atep A Rofiq, dan lain-lain.