Jakarta, TAMBANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa kabar mengenai resesi yang akan menimpa sepertiga ekonomi dunia pada tahun 2023 perlu diwaspadai secara serius. Menurutnya, salah satu cara untuk meminimalisir dampak kelesuan ekonomi ini yakni dengan menggalakkan industrialisasi dan hilirisasi terutama pada komoditas tambang.
“Alhamdulillah Indonesia termasuk negara yang bertahan hingga saat ini karena policy yang kita bangun yaitu infrastruktur untuk indonesia maju. Strategi selanjutnya adalah industrialisasi atau hilirisasi. Sering saya sampaikan pentingnya industrialisasi, pentingnya hilirisasi,” kata Jolowi dalam Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI Perjuangan, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selas (10/01).
Sebagai negara yang memiliki sumber daya mineral dan batu bara melimpah, Indonesia kata Jokowi, sudah saatnya untuk fokus pada hilirisasi agar punya nilai tambah.
“Jangan sampai kita sudah lebih dari 400 tahun, sejak kompeni, sejak VOC, kita masih mengirim bahan-bahan mentah kita keluar sehingga kita tidak mendapatkan nilai tambah apa-apa,” imbuhnya.
Mantan Walikota Solo ini mencontohkan akusisi tambang emas Freeport dari MC-Moran Amerika yang pada intinya adalah untuk menggalakkan industrialisasi. Kata dia, jangan sampai semua bahan mentah diekspor ke luar negeri sementara lokasi tambangnya ada di dalam negeri.
“Apa yang kita inginkan dari pengambilalihan ini adalah industrialisasi. Jangan sampai tambangnya ada di negara kita, di Papua, smelternya ada di Jepang, smelternya ada di Spanyol, kita tidak dapat apa-apa. Pajak hanya dapat sedikit, royalti juga hanya dapat sedikit, deviden juga sedikit, lapangan kerja juga tidak dapat,” ujarnya.
Lebih jauh Jokowi menekankan bahwa pemerintah akan terus melakukan hilirisasi industri yang diyakini akan menjadi lompatan besar peradaban negara.
“Kita harus berani seperti itu. Kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh takut, karena kekayaan alam itu ada di Indonesia. Ini kedaulatan kita dan kita ingin dinikmati oleh rakyat kita, dinikmati oleh masyarakat kita,” jelasnya.
Presiden pun menegaskan bahwa pemerintah tidak gentar dalam menghadapi gugatan yang dilayangkan Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap larangan ekspor bijih nikel yang diterapkan Indonesia.
“[Larangan ekspor bijih] nikel kita digugat oleh Uni Eropa dan sudah diputuskan kita kalah. Tapi saya sampaikan kepada Bu Menteri Luar Negeri, ‘Jangan mundur.’ Karena inilah yang akan menjadi lompatan besar peradaban negara kita, saya meyakini itu,” ujarnya.
Presiden menambahkan, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Uni Eropa beberapa waktu lalu ia juga mendorong adanya kesetaraan dalam kemitraan antarnegara, sehingga tidak ada satu negara yang merasa lebih unggul daripada negara lain.
“Saya menyampaikan, kemitraan itu harus setara dan tidak boleh ada pemaksaan, tidak boleh negara manapun mendikte dan tidak boleh negara-negara maju itu merasa bahwa standar mereka lebih bagus dari standar negara kita,” tegasnya.
Stop Ekspor Bauksit
Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Muhammad Suaib Sulaiman menyatakan, keseriusan pemerintah menggenjot hilirisasi dibuktikan dengan perluasan cakupan komoditas yang dilarang ekspor seperti bauksit dan turunannya setelah sebelumnya berhasil diterapkan pada nikel.
“Bauksit dan komoditas lainnya pada 10 Juni 2023 akan dilarang ekspor. Artinya tidak boleh diekspor dalam bentuk raw material,” kata Suaib, Rabu (30/11/2022).
Menurut dia, pada Juni tahun ini, pemerintah akan menyetop ekspor 13 turunan dari bauksit. Hal ini menurutnya sudah sesuai dengan Undang-Undang Minerba nomor 3 tahun 2020.
“Ada 13 item itu tidak boleh lagi diekspor pada 10 Juni nanti kecuali ada kebijakan lain. Bagaimana kesiapan dari pelaku usaha terkait dengan produk hilirnya,” ujar Suaib.
Ketigabelas komoditas tersebut yaitu Aluminium ores & concentrates, Aluminium oxide, other than artificial corundum, Aluminium alloys,unwrought aluminium, Extruded bars and rods non aluminium alloys, Aluminium, not alloyed, Unwrought aluminium dan lain-lain.