Jakarta, TAMBANG – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam catatannya menyatakan bahwa mata uang dollar berusaha untuk stabil di Asia pada Rabu, (15/3). Hal tersebut lantaran investor memutar kembali taruhan pada penurunan suku bunga AS dan ketakutan akan krisis perbankan surut, meskipun kenaikan yang menjulang di Eropa membuat euro memiliki pijakan yang kuat.
“Bank Sentral Eropa bertemu pada hari Kamis dan pasar berpikir kemungkinan kenaikan 50 basis poin, sikap yang lebih hawkish daripada yang diharapkan pedagang dari Federal Reserve AS minggu depan,” ujar dia.
Menurutnya, karena hal ini saham perbankan ikut melambung dan obligasi serta suku bunga berjangka telah mengembalikan sebagian dari keuntungan besar yang mereka catat setelah runtuhnya tiga bank AS dalam hitungan hari.
“Harga suku bunga berjangka sekarang menyiratkan peluang 80% dari kenaikan suku bunga AS 25 basis poin minggu depan. Itu jauh lebih dovish daripada seminggu yang lalu ketika pasar memberi harga peluang yang sama untuk kenaikan 50 bp, tetapi juga jauh lebih hawkish daripada sehari yang lalu ketika ketakutan akan krisis membuat pedagang menilai peluang 50% untuk menahan dan memotong tajam di akhir tahun,” imbuh dia.
Harga konsumen AS juga meningkat dengan kuat di bulan Februari, menjaga tekanan pada pembuat kebijakan untuk menahan inflasi.
“Bersama dengan pasar saham yang lebih stabil dan obligasi yang relatif tenang, pergerakan tersebut menunjukkan ketakutan langsung akan penularan di sistem perbankan AS telah berkurang menyusul kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) minggu lalu,” jelasnya.
dia menyatakan, pelaku pasar yakin dan percaya bahwa sektor keuangan di Indonesia masih aman dari dampak kebangkrutan Silicon Valley Bank di Amerika Serikat. Sektor keuangan masih berada dalam situasi yang sangat baik dengan pergerakan modal asing menuju emerging market.
“Dan ini terbukti dari derasnya modal asing yang sudah masuk ke pasar finansial dalam negeri, sehingga berdampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah,” bebernya.
Sebagai informasi, pada bulan Februari, modal asing masuk ke pasar finansial sebanyak USD 22,9 miliar. Rinciannya untuk pembelian saham di Indonesia ada US$ 4,9 miliar dan pembelian obligasi sebesar USD 17,9 miliar. Hal tersebut menimbulkan harga obligasi jadi lebih baik dan yield menurun.
“Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat tipis 3 point, walaupun sebelumnya sempat menguat 20 point dilevel Rp. 15.382 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.385. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.350 – Rp. 15.420,” pungkasnya.