LONDON, TAMBANG. HARGA tembaga mencapai titik tertinggi selama sebulan terakhir, Rabu lalu. Kenaikan itu disebabkan menurunnya stok tembaga, serta pengaruh dari naiknya harga minyak.
Melemahnya dolar ikut mendorong kenaikan harga tembaga. Dolar yang lemah membuat harga tembaga menjadi lebih murah bagi konsumen yang tak menggunakan mata uang dolar.
Adapun kenaikan harga minyak dipicu oleh beredarnya kabar kesepakatan di antara sesama produsen untuk memangkas produksi.
Menurut Bursa Metal London, harga tembaga naik 1,9%, menjadi US$ 4.635 per ton, tertinggi sejak 5 Januari. Pada pertengahan Januari, harga tembaga mencapai terendah selama enam tahun.
‘’Tampaknya pasar metal sudah membentuk dasar, kurva harga telah mendatar,’’ kata seorang pedagang di Bursa Metal London.
Tembaga, yang terutama digunakan untuk jaringan transmisi listrik dan konstruksi, juga terangkat harganya menyusul berita bahwa Pemerintah Cina merencanakan mengurangi uang muka bagi pembeli rumah pertama dan kedua, sebuah langkah untuk memangkas pasokan rumah yang berlebih.
Sektor konstruksi di Cina menyerap sekeitar 25% pasar tembaga dunia, dan 35% aluminium.