Beranda ENERGI Energi Terbarukan Harga Minyak Murah Dinilai Hambat Progam Biodiesel

Harga Minyak Murah Dinilai Hambat Progam Biodiesel

JAKARTA, TAMBANG. INDONESIA diperkirakan akan kesulitan memenuhi target program biodiesel. Diperkirakan pada 2016 ini Indonesia hanya akan menghasilkan 2,5 juta ton biodiesel yang menggunakan campuran minyak sawit, atau sepertiga dari volume yang ditargetkan. Kesulitan ini terjadi karena tingginya harga minyak sawit ketimbang minyak bumi.’’

 

 

Indonesia, produsen terbesar minyak sawit, mensyaratkan campuran 20% minyak nabati dengan 80% minyak diesel, dalam program bioenerginya. Program itu dimaksudkan untuk mengurangi impor minyak mentah, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan pasar bagi minyak nabati.

 

 

Koran Malaysia, the Sun Daily, hari ini memberitakan, harga jual minyak sawit Malaysia untuk penyerahan ke depan dalam tempo dua tahun ini mencapai titik tertinggi pada Februari lalu, yakni RM 2.648 per ton. Kenaikan itu didorong oleh prospek makin cerahnya pasar minyak sawit, sebagai makin banyaknya kebutuhan untuk campuran biodiesel. Pasar sawit Malaysia tergerus 4% sebagai akibat lemahnya permintaan dan menguatnya ringgit.

 

 

‘’Sulit bagi Indonesia untuk memenuhi target biofuelnya,’’ kata UR Unnithan, Wakil Ketua Umum Asosiasi Biodiesel Malayia kepada Reuters. Beda harga antara minyak biodiesel dengan minyak bakar bisa mencapai US$ 300 (sekitar Rp 4 juta) per ton.

 

 

Harga metil-ester sawit, bahan baku utama pembuatan biodiesel, di Asia Tenggara saat ini US$ 630 per ton. Sementara minyak bakar di Singapuran mencapai US$ 44,07 per barel, aliaas US$ 328 per ton.

 

 

Tahun lalu pemerintah menambah subsidi biodiesel, dan menambah jumlah minimum minyak nabati di dalam biodiesel dari 10% menjadi 15%. Tahun ini angkanya dinaikkan menjadi 20%, dan akan menjadi 30% pada 2020. Di Malaysia, kadar minyak nabati ditetapkan 10%, mulai April depan.

 

 

Indonesia diperkirakan mengonsumsi 1,5 juta ton biodiesel pada 2015.

 

 

‘’Kami terus berdiskusi dengan pemerintah. Kami harap pemerintah, paling tidak Maret depan harus sudah ada keputusan mengenai kandungan minyak nabati di biodiesel,’’ kata UR Unnithan.

 

 

Malaysia diperkirakan menghasilkan 1 juta ton biodiesel pada 2016. Tahun lalu, dengan program B7 – campuran 7% minyak sawit di biodiesel, diperlukan 700.000 ton minyak sawit. Tahun ini programnya menjadi B10, sehingga akan ada kenaikan kebutuhan minyak sawit.