TAMBANG, JAKARTA. HARGA minyak naik, Selasa kemarin, setelah keluarnya ramalan yang menyebutkan bahwa produksi minyak di luar OPEC akan berkurang, di bawah perkiraan sebelumnya. Cadangan minyak Amerika Serikat juga berkurang, yang menunjukkan akan terjadi peningkatan permintaan minyak.
Harga minyak dalam beberapa bulan terakhir meningkat setelah muncul perhitungan akan berkurangnya produksi minyak Amerika Serikat, bertambahnya permintaan global, serta berkurangnya produksi di beberapa tempat akibat kekacauan keamanan.
Harga minyak patokan Amerika Serikat, West Texas Intermediate, naik $2,04 per barel menjadi $46,80 di Bursa New York. Minyak Brent naik $2,22 menjadi $48,47 per barel di pasar berjangka Eropa, ICE.
OPEC, yang mengendalikan lebih dari sepertiga pasokan minyak dunia, dalam publikasinya Selasa kemarin menyebutkan, produksi non-OPEC akan berkurang 880.000 barel per hari, tahun ini. Penurunan itu lebih besar daripada yang diperkirakan semula. Penurunan produksi itu terutama terjadi di Kanada, akibat kebakaran yang menimpa sejumlah sumur minyaknya, serta berkurangnya produksi di Amerika Serikat.
Perkiraan OPEC itu sama dengan yang disampaikan Badan Informasi Energi, lembaga bentukan negara-negara konsumen minyak, yang memperkirakan produksi non-OPEC akan berkurang lebih banyak dari perkiraan semula.
Beberapa analis yang jadi responden survei The Wall Street Journal menyatakan bahwa pasokan minyak mentah turun 2,6 juta barel, pekan ini.