Bekasi-TAMBANG. Manajer Tambun Field PT Pertamina EP, Abdullah mengatakan meski kondisi harga minyak dan gas dunia masih landai, perusahaannya malah mampu memberikan creation value hingga Rp 70,1 miliar pertahun ke kas Pertamina. “Kami memanfaatkan gas flare,” kata Abdullah di Bekasi, Jumat (12/2).
Sebelum gas flare itu terbuang sia-sia. Perusahaan kemudian melakukan treatment tersendiri pada seluruh sumur yang ada di Bekasi.
“Saya memang mendorong rekan-rekan pekerja untuk terus melakukan inovasi, terlebih ditengah kondisi migas dunia saat ini. Apa potensi yang ada di sekitar lokasi kita harus dilihat apakah bisa dilakukan inovasi untuk menjadi lebih baik”, ujar Abdullah. Saat ini, sudah sebanyak 1,9 mmscfd gas yang seharusnya terbuang digunakan kembali untuk dijual ke konsumen.
Sejak memanfaatkan gas flare, produksi gas Pertamina EP Field Tambun mencapai 29.92 mmscfd. Gas tersebut kemudian disuplai ke Pembangkit Jawa Bali, bahan bakar kawasan Industri Jababeka, dan untuk program PSO pada produk Elpiji oleh PT BBWM dan Yudhistira.
Selain menghasilkan efisiensi hingga Rp 70 miliar, melalui program Continuous Improvement Program, Pertamina mampu membuat inovasi sprayer untuk mengatur alokasi minyak mentah di bak penampung. Dengan inovasi itu, lanjutnya, para pekerja tidak perlu lagi untuk berada di tengah bak penampungan untuk melokalisir minyak mentah yang berada di atas permukaan oil catcher.
“Melalui inovasi sprayer sistem itu, pengoperasian lokalisir crude oil dapat dilakukan dengan cara yang lebih aman, dan operator tidak harus berada di tengah bak penampungan untuk mengambil crude oil tersebut. Dan hanya dengan Rp 800.000 saja, operator pekerjaan dapat bekerja dengan lebih nyaman dan aman”, jelas Abdullah.