JAKARTA, TAMBANG. GLOBAL Ferronickel Holdings Inc., produsen nikel terbesar kedua di Filipina, akan meningkatkan produksi nikelnya bila harga membaik. Global melihat, saat ini ekonomi Cina, pemakai terbesar bijih nikel, mulai membaik. Tahun ini Global Ferronickel memangkas 20% ekspornya, akibat melemahnya harga.
Dalam penjelasannya akhir pekan lalu Dante Bravo, Kepala Global Ferronickel mengatakan kepada Reuters, ia telah melihat tanda-tanda membaiknya ekonomi Cina di sektor tertentu. ‘’Anda tidak bisa menyamaratakan bahwa semua sektor di Cina mengalami masalah,’’ kata Bravo.
Harga nikel di Cina mengalami perbaikan cukup tinggi, tercepat dalam dua tahun ini, akibat meningkatnya permintaan di kota-kota besar. Global Ferronickel bisa menambah ekspornya ke Cina bila diperlukan. ‘’Bila harga masih tetap rendah, kami akan mengurangi ekspor kami menjadi hanya 5 juta metrik ton basah tahun ini, dari 5,4 juta ton pada 2015,’’ kata Ramon Peter Adviento, Wakil Presiden Senior Hubungan Investor Global Ferronickel.
Bila harga meningkat, Ramon siap menambah pengapalannya menjadi 6,5 juta ton. Di Cina, bijih nikel itu akan diolah menjadi nickel pig iron, bahan penting untuk membuat baja tahan karat.
Filipina menjadi pemasok utama bijih nikel ke Cina, setelah Indonesia melarang ekspor mineral mentah pada 2014. Tambang-tambang nikel di berbagai negara banyak yang tutup akibat rendahnya harga. Berkurangnya pasokan membuat harga perlahan-lahan naik.
Februari lalu, harga bijih nikel US$ 7.550 per ton. Jumat pekan lalu menjadi $8.905. ‘’Meski ekspor kami berkurang, dan produksi kami juga mengecil, situasi tetap lebih baik. Rendahnya harga minyak memangkas biaya kami hingga 30%,’’ kata Dante Bravo.