TAMBANG, JAKARTA. HARGA logam seng di Bursa London naik, mencapai titik tertinggi dalam 15 bulan terakhir. Kenaikan ini didorong oleh melemahnya dolar dan kekhawatiran akan berkurangnya pasokan.
Nilai dolar melemah lagi, kemarin, karena investor masih ragu-ragu apakah The Fed, bank sentral Amerika Serikat, akan menaikkan lagi suku bunganya.
Nilai dolar yang melemah menumpulkan daya beli pedagang yang membayar dengan mata uang lain. ‘’Kuncinya karena dolar,’’ kata Dominic Schnider, analis pada UBS Wealth Management, Hong Kong. ‘’Secara fundamental, seng memang dalam posisi terbaik. Saat ini harganya sudah tinggi, dan setiap orang mendapat laba,’’ lanjutnya.
Harga tinggi mendorong para pemilik tambang kecil, yang sebelumnya tutup karena lemahnya harga, siap-siap beroperasi kembali. Beberapa malah sudah menjual barangnya ke pasar. Bila ini berlanjut, berkurangnya pasokan bisa tertutupi, dan harga kembali turun.
Harga logam seng di Bursa Logam London naik 1,4% menjadi $2.305,50 per ton. Kenaikan lumayan, walau belum mencapai harga pertengahan Mei 2015, $2.310 per ton. Harga seng naik 43%, sejak awal tahun.
‘’Ada order cukup besar di pasar,’’ kata seorang pedagang kepada koran London, Daily Mail.
Harga tembaga juga naik, walau cuma 0,4% menjadi $4.799,50 per ton. Dalam perdagangan sebelumnya, harga tembaga turun menjadi $4.761 per ton.
Secara umum, harga tembaga belum bagus. Bertambahnya pasokan membuat para pelaku pasar memperkirakan, harga tembaga tak akan menanjak.
Pasokan tembaga dari Zambia bertambah 8% ketimbang semester pertama tahun lalu, menjadi 368.371 ton dalam semester pertama tahun ini.
Freeport Indonesia juga sudah mendapat rekomendasi izin ekspor dari Kementerian Pertambangan. Sehingga, dipastikan tembaga yang masuk pasar akan bertambah.