TAMBANG, JAKARTA. HARGA batu bara termal cenderung naik. Menurut S&P Global Platts, harga batu bara Kalimantan kalori 4.200 GAR dengan sistem pembelian FOB sudah bertambah 11% sejak awal 2016.
Kenaikan itu dipicu oleh seretnya pasokan dari Indonesia, serta kuatnya permintaan dari Cina. Harga FOB Newcastle kalori 5.500 kkal/kgr NAR bahkan naik 22,5%, dari awal tahun hingga pertengahan tahun ini. Sementara harga FOB Richards Bay, pelabuhan utama ekspor batu bara di Afrika Selatan, malah melonjak 26,6%.
‘’Untuk melindungi produksi batu bara lokal, pengusaha tambangnya, serta untuk mengurangi polusi, Cina memperkenalkan beberapa langkah pada 2014. Di antaranya dengan mengurangi impor dan memerintahkan perusahaan tambang mengurangi produksinya,’’ kata Deepak Kannan, redaktur pelaksana Asia Thermal Coal, media terbitan S&P Global Platts, sebagaimana dimuat Livemint, kemarin.
Cina saat ini dalam proses menutup beberapa tambang yang tidak ekonomis, serta memburu penambang liar. Langkah ini membuat harga batu bara Cina naik tinggi, tahun ini. Akan tetapi harga batu bara domestik yang tinggi membuat konsumen mengalihkan sumber pasokannya ke produk impor.
Pada 2015 sejumlah perusahaan Indonesia mengurangi produksinya karena alasan rendahnya harga. Efeknya, harga naik karena berkurangnya pasokan. Kenaikan harga minyak dalam tiga bulan terakhir ikut memicu kenaikan harga batu bara. Sejumlah pabrik semen di Korea Selatan, India, dan Afrika Selatan, yang selama ini menggunakan minyak sebagai bahan bakar, kini kembali lagi menggunakan batu bara.