Jakarta, TAMBANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif berkesempatan menghadiri The 8th Berlin Energy Transitions Dialogue (BETD) di Jerman, Kamis (31/3). Dalam kunjungan tersebut, Arifin menjelaskan bahwa transisi energi selain berdampak positif bagi lingkungan, juga dapat mendorong geliat perekonomian masyarakat.
“Kita tahu Indonesia diberkahi banyak sumber energi baik minyak maupun batu bara, kita suplai sumber energi kita ke negara mitra. Tapi kita sadar, kita butuh energi bersih di masa mendatang untuk kehidupan yang lebih baik. Makanya, EBT menjadi sangat penting bagi negara kami. Aktivitas dari program (road map menuju Net Zero Emission di 2060-red) yang kita jalankan akan menciptakan aktivitas perekonomian di Indonesia,” jelas Arifin dalam keterangan resmi, dikutip Senin (4/4).
Pada kesempatan ini, Arifin juga memaparkan beberapa aksi nyata yang dilakukan Indonesia untuk menuju NZE di 2060. Di antaranya optimalisasi penggunaan energi surya, pemakaian kendaraan listrik, program konversi motor BBM ke Listrik hingga memberhentikan pengoperasian pembangkit batu bara secara bertahap.
“Salah satu strategi yang diterapkan Indonesia adalah target capaian bauran energi sebesar 25% di tahun 2025. Sekarang sudah mencapai 11,7% persen,” paparnya.
Saat ini, sambung Arifin, Indonesia memiliki kapasitas pembangkit listrik sebesar 72 Giga Watt (GW) di mana sebanyak 38 GW berbasis batubara. Untuk itu, pemerintah terus menujukkan keseriusannya melakukan pengurangan sebesar 5,5 GW dalam kurun waktu lima tahun dari penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara dan disubstitusikan dengan energi terbarukan.
Pemanfaatan batu bara menjadi tantangan terbesar dalam proses tansisi energi di Indonesia. Keterlibatan Indonesia dalam COP-26 di 2021 dan pemilihan isu utama dalam Presidensi G20 Indonesia menjadi bukti komitmen kuat pemerintah dalam mengeksekusi tantangan tersebut.
Selaku salah satu negara eksportir batubara terbesar di dunia, Indonesia pun telah menandatangani Clean Power Transitions Statement untuk berkomitmen dalam Phase Down unabated coal.
“Penting adanya common goals dari setiap negara, dalam proses ‘mempensiunkan’ batu bara, tentu terdapat beberapa tantangan terutama dari sisi pekerja dalam sektor tersebut yang cukup besar sehingga perlu dipersiapkan program bagaimana para pekerja dapat survive setelah sektor energi tersebut berkurang. Bagaimana pun, transisi energi juga perlu ditinjau dari aspek sosial,” tegas Arifin.
Forum BETD sendiri merupakan konferensi tahunan yang prestisius dengan mempertemukan pejabat tingkat tinggi dari berbagai negara, akademisi, pelaku industri, investor, dan organisasi internasional di sektor energi. Konferensi internasional transisi energi global ini diselenggarakan oleh Federal Foreign Office dan Federal Ministry for Economic Affairs and Climate Change sejak tahun 2015.